Industri Minyak Goreng Bisa Jadi Andalan
Untuk pabrik dengan kapasitas 1.000 ton CPO per hari memerlukan energi sekitar 19.100 kWh, setara dengan 16.758 liter solar dan air sebanyak 11.159 ton per hari.
“Kaltim tentunya punya potensi untuk mengembangkan industri tersebut,” tutur Sani.
Menurut dia, ada beberapa lokasi potensial yang dapat dipertimbangkan sebagai lokasi pabrik minyak goreng. Yaitu Balikpapan, Paser, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur.
“Saat ini potensi seperti minyak goreng bisa menjadi pilihan investasi di Kaltim,” tegas Sani.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kaltim Muhammadsjah Djafar mengatakan, di Kaltim memang dibutuhkan hilirisasi minyak goreng.
Sebab, turunan itu yang paling bisa dikembangkan dalam waktu dekat.
“Kita (Kaltim) memang harus punya bisnis turunan. Minyak goreng bisa jadi pilihan, karena proses industri lain seperti sabun, make-up, atau lilin kelihatannya masih jauh,” terang Djafar. (ctr/ndu/k15)
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu (DPMPTSP) Kalimantan Timur Abdullah Sani mengatakan, kelapa sawit bisa menghasilkan industri minyak goreng untuk masa depan Bumi Etam.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kelapa Sawit untuk Pembangunan Berkelanjutan
- Menko Airlangga Dorong Industri Kelapa Sawit yang Berkelanjutan, Efisien & Kompetitif
- Kaltim Raih Peringkat 13 Nasional di Ajang PEPARNAS XVII 2024
- Pembangunan IKN Jadi Daya Ungkit Realisasi Investasi di Kalimantan Timur
- Kembangkan Produk UKMK Sawit Petani di Sumbar, Aspekpir & BPDPKS Berkolaborasi
- PTPN IV PalmCo Targetkan 2,1 Juta Bibit Unggul Diserap Petani Sawit