Industri Perhiasan Hasilkan Devisa Rp 43 Triliun

jpnn.com - JAKARTA – Pemerintah menilai industri perhiasan memberi kontribusi besar terhadap perekonomian.
Selain mendongkrak penciptaan lapangan kerja karena berbasis usaha kecil dan menengah (UKM), industri perhiasan menjadi salah satu pendorong ekspor nonmigas.
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menyatakan, jumlah industri perhiasan dan aksesori di dalam negeri mencapai 36.636 perusahaan.
Nilai produksinya menyentuh Rp 10,45 triliun per tahun. Tenaga kerja yang terserap mencapai 43.348 orang.
Industri perhiasan dan permata juga mampu menghasilkan devisa USD 3,31 miliar atau sekitar Rp 43 triliun.
’’Negara tujuan ekspor produk perhiasan Indonesia adalah Singapura, Hongkong, Amerika Serikat, Jepang, dan Uni Emirat Arab. Juga, ke sejumlah negara Eropa seperti Inggris, Belanda, Denmark, serta Swedia,’’ jelas Gati kemarin (4/11).
Kondisi perekonomian dunia yang belum stabil tidak terlalu memengaruhi permintaan ekspor IKM perhiasan di Indonesia.
Hal itu terlihat dari nilai ekspor perhiasan dan permata sebagai komoditi yang terus memberikan nilai positif pada nilai ekspor nonmigas setiap bulan.
JAKARTA – Pemerintah menilai industri perhiasan memberi kontribusi besar terhadap perekonomian. Selain mendongkrak penciptaan lapangan kerja
- Harga Emas Menggila di Hari Kedua Lebaran
- Harga BBM Shell, BP, dan Vivo Turun Mulai 1 April, Ini Rinciannya
- Menteri ESDM: Mudik 2025 Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
- BAZNAS Promosikan Produk Kue UMKM Sebagai Hampers Ramadan Favorit
- Penetrasi Keuangan Syariah Rendah, OJK Minta Pelaku Usaha Melakukan Ini
- Libur Lebaran 2025, MRT Jakarta Beroperasi hingga Tengah Malam