Industri Pertambangan dan Penggalian Sumbang Rp 76 Triliun
Menurutnya, yang paling potensial untuk dikembangkan adalah industri pengolahan dan sektor konstruksi.
Jika terus dikembangkan, kontribusi batu bara bisa bergeser. Namun, tetap harus pertumbuhannya di atas 15 persen.
“Program nasional kita harus industrialisasi. Sektor ini harus terus ditumbuhkan,” tuturnya.
Dia menjelaskan, perekonomian Kaltim pada awal 2019 ini mengalami pertumbuhan sebesar 5,36 persen jika dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan triwulan ini lebih tinggi dibandingkan triwulan pertama 2018, yang tumbuh sebesar 1,77 persen.
“Pertumbuhan ekonomi itu dipicu pertumbuhan pada hampir seluruh lapangan usaha dibandingkan kondisi triwulan I 2018 lalu. Kecuali lapangan usaha industri pengolahan dan lapangan usaha jasa perusahaan,” ungkapnya.
Pada triwulan pertama 2019 secara tahunan, pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha konstruksi yang tumbuh sebesar 16,14 persen.
Lalu diikuti lapangan usaha jasa lainnya yang tumbuh sebesar 9,20 persen, dan lapangan usaha pengadaan listrik dan gas sebesar 8,37 persen.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Timur pada triwulan pertama 2019 yang berdasarkan harga berlaku mencapai Rp 165,12 triliun.
- Perusahaan Batu Bara Ini Berkomitmen Menjaga Lingkungan di Area Tambang
- Kaltim Raih Peringkat 13 Nasional di Ajang PEPARNAS XVII 2024
- Pembangunan IKN Jadi Daya Ungkit Realisasi Investasi di Kalimantan Timur
- PT GKP Tegaskan Komitmen Patuhi Hukum dan Kelestarian Lingkungan
- Rudi Mas'ud Maju Pilgub Kaltim, Pengamat: Masyarakat Mesti Tolak Politik Dinasti
- Pilgub Kaltim: Aktivis Ini Soroti Dinasti Politik Rudi Mas'ud, Dinilai Rawan Konflik Kepentingan