Industri Plastik Masih Bergantung Bahan Baku Impor
![Industri Plastik Masih Bergantung Bahan Baku Impor](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2016/12/28/e9915e0754b5a20bd73fdacc39124544.jpg)
jpnn.com - JPNN.com – Industri plastik diyakini mampu bertumbuh 5–6 persen pada 2016.
Pada 2017, Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik Indonesia (Inaplas) memproyeksikan permintaan di industri itu dapat tumbuh tujuh persen.
Total permintaan industri plastik di dalam negeri mencapai 4,8 juta ton tahun ini. Jumlah tersebut akan meningkat mengikuti pertumbuhan ekonomi di angka 7–8 juta ton pada 2020.
Sayangnya, industri masih bergantung pada impor nafta (bahan baku industri petrokimia) sebesar seratus persen.
Padahal, komponen nafta mencapai 80 persen terhadap total bahan baku industri aromatik, olefin, dan plastik.
Sisanya adalah kondesat yang dapat ditemukan di tanah air.
Wakil Ketua Umum Inaplas Budi Susanto Sadiman mengungkapkan, selain minyak bumi, di Indonesia terdapat bahan baku yang bisa diolah menjadi nafta. Yakni, gas alam dan batu bara.
’’Industri bersama pemerintah harus membangun industri bahan baku. Saat ini pasokan gas ada di Bintuni dan Masela,’’ ungkap Budi.
JPNN.com – Industri plastik diyakini mampu bertumbuh 5–6 persen pada 2016.
- Ekspor Perdana di 2025, Taru Martani Berhasil Kirim 5.200 Batang Cerutu ke Taipei
- Hambat Penyerapan Tenaga Kerja, Kemnaker akan Laporkan Ormas Bergaya Preman
- IMAC Film Fest 2025 jadi Cara ILUNI UI Melestarikan Kreativitas & Keberlanjutan
- Survei KIC: Indonesia Masih Tertinggal dalam Pengembangan Teknologi AI
- Pertumbuhan Bisnis Konsisten, PT TMU Komitmen Dukung Industri Berkelanjutan
- Bertemu Delegasi Uni Eropa, Menko Airlangga Dorong Iklim Investasi & Percepatan IEU-CEPA