Industri Plastik Masih Bergantung Bahan Baku Impor

Industri juga ingin membangun pabrik bahan baku dengan menggunakan gas alam di Blok Masela karena dinilai lebih strategis.
Terdapat tiga rantai produksi, yaitu gas menjadi sintetis gas, lalu menjadi metanol dan olefin (ethylene dan propylene).
Diperkirakan, produksi 600 ribu ton olefin membutuhkan investasi senilai USD 1.000 miliar.
’’Minimal harus ada dua atau tiga perusahaan yang masuk ke sana. Investasi untuk bahan baku plastik memang mahal,’’ ujarnya.
Selain gas alam, industri akan membangun pabrik bahan baku dari batu bara.
Dengan teknik tertentu, batu bara bisa dicairkan menjadi metanol, lantas diolah lagi menjadi olefin.
’’Ada empat investor yang berminat mengembangkan pabrik bahan baku di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, lalu ada dua di Kalimantan Timur,’’ jelasnya.
Dia menyatakan bahwa sebenarnya investor sudah siap membangun pabrik bahan baku pada tahun ini.
JPNN.com – Industri plastik diyakini mampu bertumbuh 5–6 persen pada 2016.
- Bea Cukai Berikan Fasilitas Kawasan Berikat untuk Produsen Tas Jinjing di Jepara
- ISACA Indonesia Lantik Kepengurusan, Harun Al Rasyid Pertegas Soal Peningkatan IT GRC
- Hadir di Indonesia, Adecco Siap Bawa Standar Global untuk Ketenagakerjaan
- Presiden Prabowo Minta Deregulasi Genjot Daya Saing dan Investasi Industri Padat Karya
- Great Eastern Life Indonesia-OCBC Luncurkan GREAT Legacy Assurance, Ini Keuntungan & Manfaatnya
- BPKH Limited Luncurkan 60 Unit Bus Baru untuk Layanan Jemaah Haji dan Umrah