Industri Rokok di Indonesia Pedang Bermata Dua Bagi Pemerintah
Sikap pemerintah Indonesia yang bertolak belakang antara industri rokok kretek dan rokok elektronik membuat penanganan dampak negatif rokok semakin kompleks.
Rokok dan isu kesehatan di Indonesia:
- Tembakau secara historis menjadi salah satu industri nasional terbesar di Indonesia
- Industri tembakau menyumbang hampir 96 persen dari total cukai nasional Indonesia
- Hukum dan peraturan yang longgar telah memungkinkan industri untuk berkembang
Menjumpai anak sekolah dasar menghisap rokok, bukanlah pemandangan yang asing ditemui di daerah pedesaan di Indonesia.
Itu hanya satu gambaran kecil dari epidemi rokok dimana hampir 70 persen dari semua pria dan satu dari lima anak berusia antara 13 dan 15 tahun merokok, menurut data resmi pemerintah.
Indonesia memiliki salah satu tingkat merokok tertinggi di dunia dan industri tembakau yang terus berkembang disaat jumlah perokok di dunia justru menunjukan tren penurunan.
Walaupun usia minimum untuk merokok di Indonesia adalah 18 tahun namun pengawasan mengenai aturan itu tidaklah seragam di berbagai tempat, terutama di kawasan yang lebih kurang penduduknya.
Di berbagai daerah anak-anak dapat membeli sebatang rokok dari kios pinggir jalan hanya dengan beberapa ribu rupiah saja.
Kecanduan nasional masyarakat Indonesia terhadap tembakau tidak hanya didorong oleh ketersediaan dan keterjangkauannya, tetapi juga karena peran penting yang dimainkannya dalam perekonomian negara.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata