Industri Sayuran di Australia Yakinkan Bahwa Produknya Aman

Industri Sayuran di Australia Yakinkan Bahwa Produknya Aman
Industri Sayuran di Australia Yakinkan Bahwa Produknya Aman

Pelaku industri sayuran jenis selada di negara bagian Victoria khawatir jika tingkat kepercayaan warga akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk pulih. Warga sempat menjadi takut untuk membeli daun selada, setelah ditemukannya bakteri salmonella sejak bulan Februari.

Pertanian Tripod di kawasan Bacchus Marsh, Melbourne barat, telah diidentifikasi sebagai asal sayuran yang telah terkontaminasi bakteri salmonella. Sejumlah sayuran dalam kemasan siap makan dari pertanian ini telah ditarik dari dua supermarket besar.

Bulmer Pertanian direktur Andrew Bulmer, yang peternakan di Lindenow di East Gippsland, mengatakan ia melihat penurunan permintaan sayuran dan daun selada, meski pertaniannya tidak terkait dengan wabah bakteri salmonella. 

"Kami menyediakan banyak produk mentah kepada produsen makan olahan yang kemudian menempatkan produk kami di supermarket. Kami telah melihat penurunan 30 sampai 40 persen," katanya.

"Saya berharap ini hanya akan terjadi beberapa minggu lagi sampai konsumen kemudian kembali percaya dan membeli produk salada yang sudah dicuci, seperti sebelumnya," jelasnya.

"Mereka harus yakin bahwa produk tersebut 100 persen aman."

Bulmer mengatakan, pihaknya telah menargetkan pasar domestik alternatif, dan bahkan pasar internasional, untuk menjual produk yang belum dijual ke produsen makanan olahan.

"Kami harus mencoba dan memasuki pasar lainnya, untuk mendorong produk..." katanya.

Bulmer mengatakan keresahan soal wabah salmonella ini terjadi dalam dua minggu terakhir, setelah liputan yang dimuat di beberapa media.

"Sangat penting untuk mengetahui risiko salmonella hanya datang dari satu pertanian, sementara mungkin ada lebih dari 9000 pertanian sayuran yang ada di Australia," ujarnya.


Pelaku industri sayuran jenis selada di negara bagian Victoria khawatir jika tingkat kepercayaan warga akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News