Industri Siber Bisa Membantu Pemulihan Ekonomi Nasional Saat Pandemi

jpnn.com, JAKARTA - Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha mengatakan saat ini salah satu sektor yang bisa membantu perbaikan ekonomi adalah industri siber tanah air.
Mengacu pada data 2020, nilai transaksi perdagangan digital Indonesia mencapai lebih dari Rp 253 triliun.
Diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 330,7 triliun di 2021 seperti disebut Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR RI.
“Pada Situasi pandemi saat ini, pemulihan ekonomi lewat inovasi teknologi tidak bisa hanya bergantung pada BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) saja. Lembaga negara maupun swasta lainnya juga harus didorong turut membantu inovasi teknologi serta riset,” terang Pratama, Selasa (17/8) dalam keterangannya menanggapi arahan Presiden Jokowi dalam Sidang Tahunan MPR RI.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyatakan di usia yang ke-76 ini Indonesia harus bergeser dari ekonomi berbasis komoditas menuju ekonomi berbasis inovasi dan teknologi. Presiden Jokowi juga meminta BPPT menjadi otak pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Pratama menambahkan selain BPPT ada juga Badan Pusat Statistik (BPS) yang bertugas melakukan riset untuk menyediakan berbagai data.
Misalnya, mengenai perkiraan apa saja dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia baik saat ini maupun beberapa tahun mendatang.
Selain itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga bisa membantu meningkatkan kerja sama riset global dan salah satu fokusnya pada ekonomi digital.
Industri siber bisa membantu pemulihan ekonomi nasional di saat pandemi Covid-19.
- Telkom Solution Beri Solusi Digital Inovatif untuk Segmen Market Enterprise Business
- Bank DKI Raih Penghargaan Top Digital Corporate Brand Award 2025
- NashTa Group dan Fazztrack Jalin Kemitraan Strategis Cetak Talenta Digital Siap Kerja
- Mengenal World ID, Verifikator Identitas Online yang Aman & Pribadi
- Perluas Penawaran, additiv dan Trimegah Asset Management Berkolaborasi
- Transaksi E-Commerce Tembus Rp 512 Triliun, Pengguna Naik 12 Persen