Inflasi AS Tak Terbendung, Tertinggi Sejak 40 Tahun Terakhir
jpnn.com, JAKARTA - Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) merilis data IHK (indeks harga konsumen).
IHK naik 0,6 persen dari Desember, sementara data tersebut menandai kenaikan tahunan keempat bulan berturut-turut lebih dari 6,0 persen.
Data IHK tersebut menanjak dalam 12 bulan. Inflasi AS hingga Januari melonjak 7,5 persen, kenaikan tahun-ke-tahun terbesar sejak Februari 1982.
Peluang kenaikan suku bunga 50 basis poin atau meningkat menjadi lebih dari kemungkinan kenaikan 25 basis poin seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Pasar juga mempertimbangkan bagaimana bank sentral lain akan melawan inflasi yang meningkat secara global, terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas.
Analis pasar senior Edward Moya mengatakan tekanan harga yang lebih luas dan meluas ini adalah cerita global.
"Kami mulai melihat banyak negara maju lainnya sekarang menjadi lebih agresif dalam mengatasi inflasi."
Suku bunga, terutama pada short end, melonjak setelah data IHK dirilis. Imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun, yang biasanya bergerak sesuai dengan ekspektasi suku bunga, naik 26,1 basis poin menjadi 1,609 persen.
Data IHK tersebut menanjak dalam 12 bulan. Inflasi AS hingga Januari melonjak 7,5 persen, kenaikan tahun-ke-tahun terbesar sejak Februari 1982.
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Khofifah-Emil Punya Komitmen Konkret Menjadikan Jatim Episentrum Ekonomi Indonesia Timur