Inflasi Indonesia Terancam Meroket, Ekonom Minta Pemerintah Jaga Harga 3 Barang Ini

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom dan Direktur Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah memprediksi inflasi di Indonesia tahun ini akan bertengger di kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen.
Namun, hal itu bisa terwujud jika pemerintah tidak menaikkan harga Pertalite, LPG 3 kg, dan listrik 900 VA.
"Tetapi kalau pemerintah menaikkan harga Pertalite, LPG 3 kg, dan listrik 900 VA, inflasi akan lebih tinggi di atas enam persen," katanya kepada Antara di Jakarta, Senin.
Piter menuturkan sejauh ini pemerintah sudah berupaya menjaga inflasi dengan mempertahankan subsidi untuk energi yang harganya sudah naik di tingkat global, meskipun kebijakan tersebut meningkatkan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Bank Indonesia juga menahan inflasi dengan melakukan pengetatan likuiditas yaitu dengan menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM), walaupun masih menahan suku bunga acuan," katanya.
Namun, dia berpendapat Bank Indonesia akan segera menaikkan suku bunga BI 7 Day Reverse Repo Rate ketika inflasi sudah melonjak naik.
"Kalau melihat stand-nya BI sekarang ini saya perkirakan maksimal 50 basis poin (bps) sampai akhir tahun 2022," imbuhnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mengumumkan inflasi pada Juni 2022 mencapai 4,35 persen secara tahunan dengan inflasi inti sebesar 2,63 persen.
Ekonom menyebut inflasi bakal meroket jika pemerintah menaikkan sejumlah bahan pokok dan energi masyarakat
- ASPEBINDO Usulkan Perbaikan Kebijakan Penetapan Harga Batu Bara Acuan Dalam Transaksi Ekspor
- Penyakit Tumbuh
- Deflasi Tahunan Kembali Terjadi sejak Maret 2000, Daya Beli Masyarakat Aman?
- Harga Bahan Pangan Hari Ini, Bawang Putih Meroket
- Sri Mulyani Bilang Kondisi Ini Membuat Banyak Negara Lain Iri
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai hingga Bawang Putih Masih Tinggi