Inflasi Melandai, Ekonom: Momentum Bagus Menjelang Nataru 2023
Berdasarkan komponen, volatile food tercatat mengalami deflasi sebesar -0,22 persen (mtm) atau 5,70 persen (yoy). Beberapa komoditas pangan yang menyumbang terhadap inflasi November yakni telur ayam ras, tomat, beras, tempe, tahu mentah dan bawang merah.
Sementara komoditas yang menyumbang andil deflasi m-to-m yakni cabai merah dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,08 persen dan -0,03 persen.
Harga telur mengalami kenaikan disebabkan pasokan yang terbatas di tengah peningkatan permintaan sepanjang November.
Nailul mengungkapkan inflasi bulan November 2022 lebih utama disumbang oleh sektor transportasi dibanding sektor pangan.
“Inflasi bulan November ini masih disebabkan oleh transportasi mas yang inflasinya masih di angka 15 persen. Sedangkan inflasi makanan, minuman, dan tembakau berada di angka 5,87 persen,” kata Nailul.
Menurut Nailul, kenaikan BBM beberapa saat lalu masih menyisakan dampak ganda pada sektor transportasi.
“Jadi memang dampak domino kenaikan harga BBM sudah mereda, namun efek ke transportasi masih terjadi hingga kini," pungkas Nailul.
Dampak Positif Nataru
Ekonom Nailul Huda menilai pelandaian inflasi pada November 2022 menjadi modal yang baik menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2023.
- Menko Airlangga Dorong Kerja Sama dengan Arizona State University, Ini Tujuannya
- Satgas Semikonduktor Indonesia dan Purdue University Teken MoU, Menko Airlangga: Momentum Bersejarah
- Transaksi Modal dan Finansial Melonjak, Neraca Pembayaran Indonesia Surplus
- Indonesia-Brasil Perkuat Sinergi Ekonomi, Teken Kerja Sama Senilai USD 2,8 Miliar
- ASDP Maksimalkan Layanan Penyeberangan Jawa-Bali untuk Menyambut Natal dan Tahun Baru
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika