Inflasi Mengancam, Waspada Kurs Rupiah Makin Enggak Karuan
jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyebutkan Indonesia masih perlu waspada terhadap inflasi yang hingga kini terus meningkat.
Sebab, posisi infilasi pada Juli tercatat sebesar 4,53 persen.
Kepala Grup Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Wira Kusuma mengatakan pada umumnya inflasi itu disebabkan oleh cost push atau imported inflation dengan harga komoditas global yang meningkat.
Kendati demikian, komponen-komponen inflasi yang lain seperti inflasi inti masih masih dalam sasaran.
Menurutnya, inflasi bisa memengaruhi kurs rupiah lebih lanjut.
Hal itu karena adanya Exhange Rate Pass Through (ERPT) yang merupakan persentase perubahan harga domestik impor maupun ekspor akibat perubahan satu persen dalam kurs.
"Turut membuat nilai tukar rupiah semakin melemah. Karena nilai tukar yang semakin terdepresiasi ini juga menyebabkan ERPT itu meningkat, menambah tekanan inflasi,” tutur Wira seperti dikutip dari Antara, Selasa (26/7).
Adapun nilai tukar rupiah pada 20 Juli terdepresiasi 0,6 persen (ptp) dibandingkan akhir Juni 2022, tetapi dengan volatilitas yang terjaga.
Bank Indonesia (BI) menyebutkan Indonesia masih perlu waspada terhadap inflasi yang hingga kini terus meningkat.
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia