Inflasi Mulai Tertekan Pascakenaikan BBM
Sebelumnya, dia mengatakan, pihaknya kini fokus untuk meyakinkan inflasi di depan rendah dan stabil. Pada 2015, inflasi diperkirakan berada pada kisaran 4 persen plus minus 1 persen. Sementara 2016, inflasi bisa berada pada level 3,5 persen plus minus 1 persen.
"Inflasi rendah seperti 2011 yang 3,8 persen, 2014 sebanyak 4,3 persen, itu seperti kondisi di Filiphina, Malaysia, dan Thailand. Akibatnya tingkat bunga mesti turun," ucapnya.
Bahkan, menurutnya, inflasi terendah di ASEAN bisa dicapai lebih cepat apabila Pemerintah betul-betul memperkuat reformasi strukturalnya. Khususnya untuk masalah BBM bersubsidi, Pemerintah seharusnya menerapkan fixed subsidi alias subsidi tetap.
"Kalau fixed subsidi, selesai masalah BBM kita. Karena harganya sudah sesuai gejolak dunia. Jadi tidak setiap satu-dua tahun sekali harus menyesuaikan harga BBM, inflasi pun bisa dikendalikan," terangnya. (gal)
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksi inflasi mulai tertekan pada November 2014. Sebab, pada periode ini Pemerintah telah secara pasti menaikkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- InterSystems jadi Solusi Data Terintegrasi & GenAI untuk Institusi Kesehatan Indonesia
- BRI Life & BRI Research Institute Realisasikan Komitmen Membantu UMKM
- Konsistensi Menghadirkan Inovasi, Bank Raya Raih BUMN Award 2024
- Prabowo Bentuk Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi, Bahlil Ditunjuk Jadi Ketua
- Bea Cukai Tegaskan Dukung Perluasan Kawasan Industri PT Alliance di KEK Sei Mangkei
- Resmikan Hanggar Kawasan Berikat PT DSI, Ini Harapan Kepala Bea Cukai Morowali