Inflasi September Di Luar Dugaan

Justru Rendah Jelang dan Sesudah Lebaran

Inflasi September Di Luar Dugaan
Inflasi September Di Luar Dugaan
Rusman menyebutkan, sepanjang September lalu, beberapa komoditas pangan yang selama ini menjadi penyumbang inflasi seperti cabe rawit, cabe merah, serta telur ayam ras sudah menunjukkan penurunan. Namun, harga pangan yang justru masih tinggi adalah beras. "Beras ini kan bobot inflasinya paling tinggi, tapi harganya justru belum turun," ujarnya.

   

Lalu, apakah operasi pasar yang dilakukan pemerintah melalui Bulog tidak efektif? Menurut Rusman, operasi pasar sudah cukup efektif, namun yang membuat harga beras sulit turun adalah faktor psikologis. "Sebenarnya, stok beras masih melimpah di pedagang maupun di petani. Tapi, pedagang tahu, stok beras di Bulog mulai menipis, jadi mereka tak kunjung menurunkan harga," katanya.

Bagaimana dengan proyeksi inflasi sepanjang tahun? Rusman mengatakan, dengan inflasi September yang sebesar 0,44 persen, maka laju inflasi kalender (Januari-September 2010) sebesar 5,28 persen dan laju inflasi year-on-year (September 2010 terhadap September 2009) sebesar 5,80 persen. "Target pemerintah kan 5,3 persen (inflasi kalender, Red), jadi tinggal 0,02 persen lagi," ucapnya.

Lalu, apakah target tersebut bakal bisa dicapai? Menurut Rusman, dengan masih adanya tiga bulan lagi, sulit bagi pemerintah untuk menjaga inflasi agar tidak melampaui 5,3 persen. Rusman mengakui, berdasar pengalaman tahun lalu, ada kemungkinan deflasi pada November. "Kalau tidak ada deflasi, kemungkinan inflasi 2010 bisa mendekati 6 persen," katanya. (owi/kim)


JAKARTA - Bayang-bayang ancaman lonjakan inflasi karena even Lebaran 11 September lalu akhirnya tidak terbukti. Sepanjang bulan lalu, di luar prediksi,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News