Inflasi Tahunan 2022 Tembus 5,51 Persen, Ini Pemicunya

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2022 mencapai 0,66 persen secara month-to-month (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya.
Adapun penyumbang inflasi Desember ialah makanan, tembakau, sektor perumahan, air, BBM hingga transportasi.
Berdasarkan sebaran wilayahnya, Inflasi tertinggi terjadi di Kotabaru sebesar 8,65 persen dengan IHK sebesar 119,83 dan terendah terjadi di Sorong sebesar 3,26 persen dengan IHK sebesar 110,95.
Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan inflasi tahunan Desember 2022 terhadap Desember 2021 terjadi sebesar 5,51 persen.
"Inflasi ini merupakan tahun kalender sepanjang 2022," ujar Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (2/12).
Sulain itu, inflasi tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, di antaranya kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 5,83 persen.
Kemudian, pakaian dan alas kaki sebesar 1,40 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 3,78 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 4,86 persen.
Lebih lanjut, pemicu lain inflasi 2022 adalah kelompok kesehatan sebesar 2,87 persen, transportasi 15,26 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 3,04 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Desember 2022 mencapai 0,66 persen secara month-to-month (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya.
- Penyakit Tumbuh
- BPS Ungkap Penyebab Turunnya Angka Penumpang Angkutan Udara di Kepri
- Panen Raya Beras 2025 Diprediksi 13,95 Juta Ton, Terbanyak Sejak 7 Tahun Terakhir
- Deflasi Tahunan Kembali Terjadi sejak Maret 2000, Daya Beli Masyarakat Aman?
- Ini Legasi Nana Sudjana Selama Memimpin Jateng
- BPS Catat Neraca Perdagangan Surplus USD 3,45 Miliar pada Januari 2025