Inflasi Tinggi, Konsumsi Rumah Tangga Bisa Tertekan
jpnn.com, JAKARTA - Inflasi sepanjang Mei lalu sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) dan ekonom, yakni 0,39 persen.
Angka itu membuat inflasi tahun kalender mencapai 1,67 persen dan year-on-year (yoy) 4,33 persen.
Jika inflasi terus mendaki, konsumsi rumah tangga bisa tertekan.
Menko Perekonomian Darmin Nasution mengakui, besaran inflasi Mei tahun ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
Namun, dia berharap besaran inflasi tahun ini bisa mendekati realisasi inflasi tahun lalu yang hanya 3,02 persen.
’’Inflasi 0,39 persen ya sedikit tinggi, meskipun tidak tinggi sekali. Artinya, untuk mencapai target di bawah lima persen masih oke, tapi terlalu tinggi,” kata Darmin di Jakarta, Jumat (2/6).
Chief Economist SIGC Eric Alexander Sugandi memproyeksikan, inflasi Indonesia secara umum berada di angka empat persen (yoy) di pengujung 2017 dan 4,2 persen pada akhir 2018.
’’Tekanan inflasi memang terutama berasal dari kenaikan harga barang dan jasa yang besarannya ditentukan pemerintah atau administered prices serta kenaikan harga komoditas energi,’’ ujarnya.
Inflasi sepanjang Mei lalu sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia (BI) dan ekonom, yakni 0,39 persen.
- Bank Indonesia Perkuat Sinergi Keuangan Syariah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
- BI Dorong Ekosistem Halal Lifestyle untuk Kejar Potensi 2 Miliar Populasi Muslim Global
- Kemendag Apresiasi Rabu Hijrah dan BI atas Suksesnya Young Muslim Leader Forum
- Peradi Jalin Kerja Sama dengan BINS Untuk Beri Pembekalan ke Advokat
- BI Sebut Pedagang Harus Terima Tunai & Non-Tunai, Dirut TDC: Fitur Kuncinya
- Transformasi Digital Dinilai Penting Bagi BPR-BPRS