Info dari BKKBN: Tak Ada Kabupaten/Kota di NTT Berstatus Zona Hijau Stunting
jpnn.com, KUPANG - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus menyosialisasikan strategi tentang penurunan angka stunting atau pengerdilan pada anak yang sedang tumbuh.
Dalam rangka itu pula Kepala BKKBN Hasto Wardoyo turun langsung ke daerah guna menjelaskan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia (RAN PASTI).
Jumat (4/3), Hasto mengunjungi Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menyosialisasikan program andalan BKKBN itu.
Menurut dia, Provinsi NTT menjadi fokus utama BKKBN dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting. Sebab, NTT menjadi satu dari 12 provinsi dengan angka stunting tertinggi di Indonesia.
"Tidak ada satu pun daerah di NTT yang berstatus hijau atau berprevalensi stunting antara sepuluh hingga 20 persen," kata Hasto saat berbicara pada Sosialisasi RAN PASTI di Kupang.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan para bupati/wali kota di provinsi berjuluk Nusa Cendana itu juga menghadiri sosialisasi tersebut.
Hasto menyatakan RAN PASTI ini akan menjadi acuan dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting di daerah. Menurutnya, BKKBN merupakan ketua pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat.
Posisi BKKBN sebagai ketua TPPS Pusat itu berdasar Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo turun langsung ke NTT guna menjelaskan Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia (RAN PASTI).
- Cegah Malnutrisi jadi Solusi Permasalahan Stunting di Indonesia
- Jalan Trans-Timor di NTT yang Tertimbun Longsor Sudah Bisa Dilewati Kendaraan
- Cegah Stunting untuk 1.000 Balita, PAM Jaya Raih Padmamitra Award 2024
- Korban Terseret Banjir di Belu Ditemukan dalam Kondisi Meninggal Dunia
- Mentan Amran Pastikan Perbaikan Irigasi untuk Dongkrak Produktivitas Padi di NTT
- PDIP Gelar Puncak Perayaan Natal di NTT, Ternyata Ini Alasan Megawati