Info dari Pak Tito: Banyak Negara Anggap Indonesia Sukses Luar Biasa soal Pilkada 2020
Peraih gelar master bidang studi kepolisian dari Universitas Exeter, Inggris itu lantas membandingkan tingkat partisipasi pemilih Pilkada Serentak 2020 dengan pencoblos di Pemilu Amerika Serikat (AS) 2020.
Menurut Tito, angka partisipasi pemilih di Pemilu AS 2020 hanya 66,9 persen. Angka itu menjadi yang tertinggi selama 120 tahun terakhir atau sejak 1900, yakni 73,7 persen.
"Kita (Indonesia) bersyukur, karena kita 76,09 persen," tegasnya.
Mantan Kapolda Metro Jaya dan Papua itu menambahkan, pada 2020 ada 96 negara melaksanakan pemilu baik itu lokal maupun nasional.
Di antaranya ialah Korea Selatan dengan tingkat partisipasi pemilih hanya 66,2 persen. "Dan itu (Korea Selatan) tertinggi selama 28 tahun terakhir," katanya.
Tito menyampaikan bahwa pihaknya mendapatkan cukup banyak apresiasi atas suksesnya Pilkada Serentak 2020. Ia mengaku bertemu dengan Duta Besar AS untuk Indonesia yang juga memberikan ucapan selamat atas kesuksesan Pilkada Serentak 2020.
"Karena (Pilkada 2020, red) selain tertib saat pemungutan suara, kampanye, juga partisipasi pemilih 76,09 persen ini luar biasa bagi mereka. Mereka saja belum bisa mencapai itu," kata Tito.
Lebih lanjut Tito menuturkan, yang perlu dicatat sebagai prestasi Indonesia ialah menjadi negara dengan jumlah pemilih kedua terbesar di dunia yang menggelar pemilu pada 2020. Adapun negara dengan jumlah pemilih terbesar yang menggelar pemilu pada 2020 ialah AS.
Mendagri M Tito Karnavian menyatakan bahwa angka partisipasi pemilih dalam Pilkada Serentak 2020 mencapai 76,09 persen.
- Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Mempercepat Penyelesaian RTRW dan RDTR
- Mendagri Tito Minta Pemda Percepat Pendataan Irigasi di Daerah untuk Swasembada Pangan
- Menekraf dan Mendagri Teken Surat Keputusan, Ekonomi Kreatif Diharapkan Menggeliat
- Puluhan Ribu Kader Hadiri Fun Run dan Walk, Kampanyekan Indonesia Tanpa KDRT
- Mendagri Sebut Elen Setiadi jadi Pj Gubernur Terbaik Kedua se-Indonesia
- Minta Wacana Polri di Bawah Kemendagri Dihentikan, GP Ansor: Langkah Tito Sudah Tepat