Infrastruktur Hancur, Harga Properti Babak Belur

Infrastruktur Hancur, Harga Properti Babak Belur
Infrastruktur Hancur, Harga Properti Babak Belur
Berdasarkan data dari JLL, tingkat okupansi apartemen di Jakarta masih relatif rendah yaitu 63 persen dari stok tersedia sebanyak sedikitnya 27.200 unit. Sedang dibangun sekitar 7250 unit lagi dengan harga sewa USD 16 per meter persegi per bulan. Sementara kondominium okupansinya mencapai 89 persen dari kapasitas sedikitnya 70.520 unit yang ada dan sedang dibangun sekitar 25.150 unit lagi.

Lahan kawasan industri di Jabodetabek mencapai 9.700 hektar, namun okupansinya baru mencapai 65 persen. Belum ada lahan untuk ekspansi di sektor ini. Sedangkan perkantoran di area CBD sudah mencapai 4,1 juta meter persegi dengan okupansi mencapai 82 persen. Lahan untuk ekspansi perkantoran baru tersedia 500 ribu meter persegi.

Untuk perkantoran non CBD sudah tersedia di atas lahan 1,4 juta meter persegi dengan tingkat okupansi 85 persen dan tersedia lahan cadangan 400 ribu meter persegi. Untuk gedung mal yang disewakan, di Jakarta saat ini tersedia seluas 2,2 juta meter persegi dan tingkat okupansi mencapai 82 persen. Lahan untuk ekspansi sudah tersedia seluas 500 ribu meter persegi. "Secara umum supply-nya terlalu banyak," tutur Djodi.

Properti Indonesia juga lemah dalam bernegosiasi harga terutama terhadap investor asing. Sebab, di luar aturan kepemilikan yang belum tuntas, investor masih belum nyaman dengan masih adanya kasus mafia tanah dan kepemilikan sertifikat tanah ganda. "Dulu banyak sekali, tetapi sekarang sudah berkurang," kata Djodi lagi.

JAKARTA - Buruknya infrastruktur membuat harga properti mulai dari perkantoran, hunian, sampai ritel di Indonesia, berada di level terendah di Asia,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News