Ingat, Ada Dua Patahan Aktif di Kawasan Surabaya
Jumat, 12 Oktober 2018 – 14:36 WIB

Candi Bentar di depan Kantor Samsat Jembrana yang rusak akibat gempa di Situbondo pada Kamis (11/10) dini hari. Foto: M Basir/Radar Bali
Kepala laboratorium geofisika teknik dan lingkungan itu mengungkapkan, kawasan Surabaya Timur dan Utara yang jenis tanahnya berupa endapan rawa lebih berpotensi mengalami amplifikasi atau penguatan gelombang gempa.
Amplifikasi tersebut merambat melalui tanah yang lunak dan menghasilkan amplitudo yang besar. Pembesaran itulah yang akan memengaruhi energi dari gempa tersebut.
"Dengan kata lain, kekuatannya akan berlipat beberapa kali," tuturnya.
Amien menyebutkan bahwa pemadatan tanah menjadi salah satu solusi untuk dilakukan. Selain itu, penggunaan fondasi tiang pancang pada bangunan bertingkat bisa dilakukan untuk mengurangi dampak amplifikasi. (elo/c25/ayi/jpnn)
kawasan Surabaya Timur dan Utara yang jenis tanahnya berupa endapan rawa lebih berpotensi mengalami amplifikasi atau penguatan gelombang gempa.
Redaktur & Reporter : Natalia
BERITA TERKAIT
- Gempa Bumi M 5,1 Terjadi di Kolaka Timur, tidak Berpotensi Tsunami
- Wakil Rakyat Menyoroti Mekanisme Pembayaran Gaji PPPK
- Gempa Bandung Akibat Pergerakan Sesar Garsela, Ini Analisis BMKG
- Pelatih Persib Sebut Gempa Bandung Pertanda Keberuntungan
- Kesaksian Ida saat Gempa Menggoyang Bandung
- Gempa M 5 Terjadi di Ternate Maluku Utara, Tidak Berpotensi Tsunami