Ingat Anak, Chairun Nisa Nangis Minta Nurani Hakim Tipikor

Ingat Anak, Chairun Nisa Nangis Minta Nurani Hakim Tipikor
Ingat Anak, Chairun Nisa Nangis Minta Nurani Hakim Tipikor

jpnn.com - JAKARTA -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Golkar nonaktif Chairun Nisa tak kuasa menahan tangis ketika membacakan nota pembelaannya (pledoi) di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis, (6/3).

Dalam pledoinya berjudul "Nulung Kepentung" Nisa kembali mengungkapkan bahwa dirinya tidak berperan aktif dalam kasus dugaan suap pengurusan sengketa Pilkada Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, di Mahkamah Konstitusi (MK).

Nisa mengaku, sejak awal tak pernah menawarkan diri atau berniat membantu pengurusan perkara tersebut. “Saya sama sekali tidak paham dengan tuntutan yang diberikan Jaksa Penuntut Umum pada saya. Niat membantu malah jadi begini," ujar Chairun Nisa.

Tangis Nisa kian pecah ketika menceritakan mengenai anaknya yang sedang hamil dan mengalami stres akibat kasus yang menjeratnya. Anaknya, kata Nisa, terus bertanya-tanya mengapa ia yang disalahkan dalam kasus tersebut.

Nisa mengungkapkan inisiatif awal pemberian suap kepada Ketua MK saat itu, Akil Mochtar, berasal dari Bupati Gunung Mas terpilih Hambit Bintih. Hambit meminta tolong kepada Nisa agar menghubungkan dirinya dengan pejabat di MK.

Tujuannya agar dalam putusannya, hakim menolak keberatan hasil pilkada Gunung Mas sehingga kemenangan Hambit tetap dinyatakan sah.

"Maafkan mama dalam tahanan ini. Tersayat rasanya hati seorang ibu, melihat anak yang tak henti-hentinya menangis," ujar Nisa sambil terus menangis.

Dalam hal ini, Nisa berharap agar Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi memberikan hukuman ringan padanya karena ia merasa sama sekali tidak bersalah menerima suap dalam membantu Hambit.

JAKARTA -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Partai Golkar nonaktif Chairun Nisa tak kuasa menahan tangis ketika membacakan nota

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News