Ingat Boss, Lupa Grotius

Ingat Boss, Lupa Grotius
Ingat Boss, Lupa Grotius
Makin memprihatinkan karena rakyat kecil tidak berdaya berbicara korupsi, karena separuh korban penyuapan berpendapat bahwa mekanisme keluhan yang ada sekarang tidak efektif. Bahkan, menurut Teten, pemerintah pun tidak menjalankan usaha pemberantasan korupsi secara efektif.

Gayus Lumbuun pun mengakui jika di lembaganya banyak korupsi. Namun Gayus meminta supaya hasil survei ini juga diikuti dengan solusi untuk memecah masalah tersebut. Sudah terlalu sering hasil survei yang mengatakan seperti itu.

Rumput Bergoyang

Tentu saja solusi bukan urusan sebuah survei. Penanggulangan korupsi lebih merupakan soal sistem, dan menjadi tanggungjawab pemerintah dan DPR merumuskannya. Misalnya, niscaya tidak ada satu lembaga pun yang kewenangannya terlalu besar dan membuka peluang korupsi. Bukankah "power tends to corrupt"? Mesti ada check and balances, akuntabilitas, transparansi dan penindakan yang tak diskriminatif.

Dalam penentuan proyek APBN dan APBD hingga ke detail proyek, ada kesan itu hanya diketahui oleh kalangan pemerintah dan DPR/DPRD. Seyogyanya (proyek-proyek itu) harus dibukakan melalui media cetak dan internet, sehingga publik, baik pers maupun civil society, bisa mengawasinya. Nego di tempat-tampat khusus, seperti hotel dan lapangan golf, mestilah diharamkan dengan sanksi berat.

SAYA terperanjat mengapa nama Hugo Grotius, atau Huig de Groot atau Hugo de Groot (1583-1645), disebut-sebut Rocky Gerung ketika berdebat dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News