Ingat, Hoaks Bisa Berujung Pembunuhan
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Media Sosial Nukman Luthfie menjelaskan, hoaks penculikan anak tidak hanya merebak di Indonesia. Beberapa waktu lalu, di India hoaks penculikan anak juga menyebar.
”Bahkan, dampak dari penyebaran hoaks di India lebih mengkhawatirkan,” ujarnya, seperti diberitakan Jawa Pos.
Menurutnya, akibat hoaks penculikan anak terjadi korban jiwa. Bahkan, jumlahnya mencapai puluhan orang.
Hal tersebut terjadi karena hoaks itu membuat orang khawatir. ”Yang paling berbahaya itu memang hoaks yang membuat kekhawatiran,” tuturnya.
Hoaks penculikan anak di India inilah yang menjadi sebab WhatsApp membatasi jumlah konten yang bisa dishare. ”Sebab, dampaknya luar biasa di dunia nyata,” terangnya.
Dia menuturkan, ibu-ibu perlu memahami bahwa informasi itu bisa membuat dampak. Tidak perlu jauh-jauh, beberapa waktu lalu ada hoaks soal pencurian soundsystem.
Lalu, terjadi main hakim sendiri terhadap orang yang diduga mencuri hingga meninggal dunia. ”Ini artinya hoaks itu bisa membunuh,” tegasnya.
Lalu, langkah apa yang harus dilakukan? Dia menjelaskan bahwa yang paling tepat adalah penegakan hukum harus merespon dengan cepat. ”Lalu, yang diutamakan untuk ditangkap itu adalah pembuat,” tuturnya.
Hoaks penculikan anak di India inilah yang menjadi sebab WhatsApp membatasi jumlah konten yang bisa dishare.
- Kemendes PDT Pastikan Info Rekrutmen Pendamping Lokal Desa 2024-2025 Hoaks
- Anggap Pernyataan Budi Arie Hoaks, Tim Pemenangan Pram-Doel Layangkan Somasi
- Jubir Pramono-Rano Pastikan Pernyataan Menkop Budi Arie Hoaks
- Budi Arie Dinilai jadi Korban Hoaks soal Judi Online
- Lawan Hoaks di Indonesia, TikTok Memperkenalkan Fitur Keamanan
- Cabup Empat Lawang Joncik Muhammad Diisukan Meninggal, Teman & Keluarga Menangis