Ingat Kejadian, Ema Tak Berani Nonton Dokumenter
Kamis, 24 Desember 2009 – 05:28 WIB
Di lantai tiga suasananya agak rileks. Tempat itu dijadikan ruang pameran yang memajang berbagai lukisan dan foto-foto seputar tragedi tsunami. Sejak Selasa (22/12) lalu, di ruang tersebut dihelat pameran yang diikuti 13 lembaga yang selama ini ikut membantu pemulihan Aceh pasca-tsunami. Di antaranya adalah gabungan Palang Merah, Moslem Aid, serta sejumlah lembaga donor yang selama ini mengguyurkan dana ke Aceh. Di antara mereka ada yang memamerkan miniatur rumah-rumah bantuan yang mereka bangun.
Eldha Handayani Siregar, salah seorang pengunjung, mengungkapkan bahwa museum tersebut memberikan kesan mendalam baginya. Namun, di antara banyak bagian di dalam museum, hanya satu yang dia lewatkan, yakni pameran foto dan lukisan. "Sebenarnya saya kuat. Entah kenapa, kalau melihat foto, mending saya lewatkan. Saya tak mau mengingat masa itu," jelas mahasiswi Jurusan Psikologi di salah satu universitas di kawasan Setui, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh ini.
"Ini semua bukan untuk mengingat-ingat lagi, tapi minimal merefleksikan apa yang selama ini terjadi," jelas Ema Marleni, ibu seorang anak yang menjadi panitia penyelenggara pameran bersama Badan Kesinambungan Rekonstruksi Aceh (BKRA). Ini adalah badan yang dibentuk khusus setelah masa tugas Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) berakhir.
Ema mengungkapkan, kelak apapun yang terkait dengan tsunami bisa diperingati di museum itu. "Konsepnya nanti begitu. Yang terkait tsunami bisa dilaksanakan di sini," ujar wanita yang kini giat menjadi aktivis antikorupsi itu.
Jika ingin merasakan bagaimana suasananya ketika tsunami menghempas Aceh, datanglah ke Museum Tsunami Aceh. Sejak dua hari lalu, semua bagian di
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408