Ingat, Memainkan Agama di Pilkada Itu Berbahaya
jpnn.com, JAKARTA - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amin Mudzakkir menilai masyarakat di DKI Jakarta mulai ditekan untuk memilih gubernur berdasarkan agama ketimbang kinerja.
"Itu bukan hoaks,” kata Amin di Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (3/4).
Bahkan, katanya, konsultan-konsultan politik saat ini juga memainkan isu-isu agama. Alasannya karena hal itu memang menjadi keinginan masyarakat.
Amin menegaskan, Indonesia yang berbineka memungkinkan setiap warga negaranya memimpin pemerintahan. "Sekarang itu diabaikan," sesalnya.
Lebih lanjut Amin mengatakan, beberapa survei terakhir menunjukkan responden masyarakat kepincut isu agama. Imbasnya, akan sukar bagi warga ibu kota berdiri di atas konstitusi atau rasionalitas politik.
Karenanya harus ada upaya memberi pemahaman yang tepat. "Orang harus diedukasi itu enggak benar," ucapnya.
Selain itu Amin juga mengatakan, jika pemahaman tersebut bertumbuh subur di tengah masyarakat, maka akan membahayakan demokrasi. Sebab, isu identitas akan terus digunakan untuk bisa meraih kekuasaan.
“Entah itu agama, etnis, kesamaan daerah dan seterusnya. Ini suatu pilihan yang tidak etis sebenarnya," pungkasnya. (uya/JPG)
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amin Mudzakkir menilai masyarakat di DKI Jakarta mulai ditekan untuk memilih gubernur berdasarkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Beredar Pakta Integritas RK-Suswono dengan FPI, Isinya Penuh Isu Sara
- Pemuda Kristen Jakarta Kecam Pernyataan Bermotif SARA Menteri Maruarar Sirait
- Menjelang Pilkada, Polres Inhu Tingkatkan Kewaspadaan terhadap Hoaks & Isu SARA
- Ingatkan Bahaya Politik Identitas, IYN Dorong Partisipasi Aktif Masyarakat di Pilkada Serentak 2024
- Masyarakat Penting Mewaspadai Isu SARA Saat Pilkada
- Cara Jitu Satreskrim Polresta Pekanbaru Tangkal Isu Hoaks Menjelang Pemilu 2024, Lihat