INGAT! MK Bukan BPS
![INGAT! MK Bukan BPS](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/normal/20160427_022729/022729_719511_Sidang_MK___Ricardo.JPNN.jpg)
jpnn.com - JAKARTA – Peneliti politik dari Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo mengingatkan Mahkamah Konstitusi (MK) bukan Badan Pusat Statistik (BPS) yang selalu berkutat dengan angka-angka dan persentase dalam bekerja.
MK, menurut Karyono, oleh undang-undang diperintahkan antara lain untuk menyelesaikan sengketa pemilihan kepala daerah (pilkada) yang diadukan oleh pihak-pihak yang merasa dirugikan dalam sebuah pilkada.
“Tapi perintah undang-undang tersebut tidak dilaksanakan oleh MK kalau sengketa selisih perolehan suara dalam pilkada itu tidak lebih dari dua persen dari peraih suara terbanyak," kata Karyono, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (26/4).
Apalagi dalam sistem pilkada tahun 2015 lalu, kata Karyono, yang hanya memberlakukan satu putaran dan siapa peraih suara terbanyak langsung menang.
Dia mengingatkan, setiap pelanggaran di dalam proses demokrasi hendaknya diberi sanksi karena pelanggaran tersebut adalah tindakan pengkhianatan terhadapan senuah demokrasi.
"MK malah menentukan diproses atau tidaknya sebuah pelanggaran syaratnya angka-angka. Mestinya pelanggaran pilkada diapahami sebagai rindakan pengkhianatan terhadap demokrasi dan keadilan,” pungkasnya.(fas/jpnn)
JAKARTA – Peneliti politik dari Indonesian Public Institute, Karyono Wibowo mengingatkan Mahkamah Konstitusi (MK) bukan Badan Pusat Statistik
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Hukuman Helena Lim Diperberat jadi 10 Tahun Penjara
- Vonis Harvey Moeis Diperberat, Mahfud Md Sanjung Kejaksaan, Bravo
- Demi Swasembada Pangan, Riyono Caping Sampaikan Permintaan ke Prabowo
- Kemenhut-TNI Teken MoU, Menteri Raja: Menumbuhkan Spirit Menjaga Hutan
- Alasan Pemecatan Calon Bintara Valyano Boni Raphael, SPN Polda Jabar Buka Suara
- Prabowo Bukan Lagi Bagian dari Ormas GRIB Jaya, Sudah Mundur Sejak 2022, Ini Buktinya