Ingat, Pemberian Mahar Politik Tidak Diperbolehkan

jpnn.com, BEKASI - KPU Jawa Barat menegaskan, pemberian mahar dalam kontestasi politik tidak diperbolehkan. Larangan itu juga sesuai dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada.
KPU akan meminta kepada Bawaslu untuk memantau kandidat yang lolos verifikasi pendaftaran, dan memastikan tidak terlibat dalam mahar politik.
“Kalau dari Undang-Undang Pilkada terkait mahar politik itu tidak diperbolehkan. Kalau terbukti nanti bagian badan pengawas yang melakukan tindakan,” ujar Komisioner KPU Jawa Barat, Nina Yunignsih seperti dilansir dari GoBekasi.
Terpisah, Ketua Bawaslu Jawa Barat, Harminus Koto, juga mengatakan hal yang sama. Kata dia, bila ada pasangan calon yang terbukti memberikan mahar, maka akan didiskualifikasi dalam ajang pesta demokrasi.
“Kalau ada mahar politik yang dilakukan bisa didiskualifikasi kalau itu terbukti, maka dari itu nanti kami akan melakukan pemantauan secara ketat, agar tidak ada yang melakukan aksi pemberi mahar dan penerima mahar untuk Pilgub Jabar 2018,” tuturnya.
Harminus mengaku tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah terjadinya praktik illegal tersebut. Karena menurut dia, perlu ada kesadaran dari semua pihak, khususnya bakal calon yang akan maju bertarung di hajat demokrasi.
“Pemberian mahar politik itu kesadaran dia para bakal calon. Kesadaran dari calon-calon itu sendiri untuk tidak memberikan mahar politik kepada partai. Tapi yang jelas kalau sudah ada di undang-undang artinya mahar politik tidak diperbolehkan,” tandas dia.
Sekadar diketahui, larangan pemberian mahar politik tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada. Dalam pasal 47 ayat 1, disebutkan partai politik atau gabungan partai politik dilarang menerima imbalan apa pun dalam proses pencalonan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota.
KPU akan meminta kepada Bawaslu untuk memantau kandidat yang lolos verifikasi pendaftaran, dan memastikan tidak terlibat dalam mahar politik.
- Spei Yan dan Arnold Dilantik, Pilkada Pegunungan Bintang Disebut Tanpa Pelanggaran
- OSO Minta Kepala Daerah yang Diusung Hanura Penuhi Janji Kampanye ke Rakyat
- Banyak Gugatan Hasil Pilkada 2024, Legislator PDIP Kritik Kerja KPU
- Rahmat Saleh Ingatkan Pemerintah Soal Anggaran Pengamanan PSU
- Bupati Tasikmalaya Terpilih Ade Didiskualifikasi MK, KPU Jabar Beralasan Begini
- Ahli Kepemiluan Usul Ambang Batas Maksimal 50 Persen di Pilpres dan Pilkada