Ingat, Politik Uang Sanksinya Sangat Berat
jpnn.com - jpnn.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro mengaku kesulitan mendeteksi adanya politik uang dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 yang digelar serentak di 101 daerah.
Pasalnya, politik uang terjadi karena adanya kemauan dari kedua belah pihak sehingga tanpa adanya pengaduan, sangat sulit membuktikannya.
"Sebagian besar bentuk suap pada para pemilih ini agak sulit dideteksi. Penyelenggara kesulitan kalau para pelaku dan korban (penerima, red) tidak segera melaporkan," ujar Juri usai Rapat Koordinasi Pemantapan Pilkada Serentak 2017 di Jakarta, Selasa (31/1).
Meski sulit dideteksi, Juri mengingatkan agar pasangan calon kepala daerah maupun tim sukses masing-masing tidak melakukan politik uang. Pasalnya, jika ketahuan sanksinya sangat berat yakni pembatalan sebagai calon kepala daerah.
"Pasangan calon jangan melakukan itu, karena hukuman sangat berat. Penerima, pemberi kena, calonnya bisa di batalkan," ucap Juri.
Selain itu, Juri juga berharap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dapat lebih aktif menjalankan tugas yang ada termasuk terkait pengawasan politik uang. Sehingga hasil dari pelaksanaan pilkada nantinya benar-benar berkualitas.(gir/jpnn)
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro mengaku kesulitan mendeteksi adanya politik uang dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- KPU Sukabumi Ungkap Penyebab Turunnya Partisipasi Pemilih di Pilkada 2024
- Selama 2024, DKPP Pecat 66 Penyelenggara Pemilu
- KPU Audit Dana Kampanye 2 Paslon Kada Pilgub Kepulauan Riau
- KPU Tetapkan Pram-Rano Menang di Pilgub Jakarta, Petinggi Gerindra Bereaksi Begini
- Pilkada Kota Solok, Pasangan Ramadhani-Suryadi Raih Suara Terbanyak
- Arief Poyuono Menilai Edi Damansyah Layak Didiskualifikasi di Pilkada Kukar