Ingat, Politik Uang Sanksinya Sangat Berat

jpnn.com - jpnn.com - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro mengaku kesulitan mendeteksi adanya politik uang dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 yang digelar serentak di 101 daerah.
Pasalnya, politik uang terjadi karena adanya kemauan dari kedua belah pihak sehingga tanpa adanya pengaduan, sangat sulit membuktikannya.
"Sebagian besar bentuk suap pada para pemilih ini agak sulit dideteksi. Penyelenggara kesulitan kalau para pelaku dan korban (penerima, red) tidak segera melaporkan," ujar Juri usai Rapat Koordinasi Pemantapan Pilkada Serentak 2017 di Jakarta, Selasa (31/1).
Meski sulit dideteksi, Juri mengingatkan agar pasangan calon kepala daerah maupun tim sukses masing-masing tidak melakukan politik uang. Pasalnya, jika ketahuan sanksinya sangat berat yakni pembatalan sebagai calon kepala daerah.
"Pasangan calon jangan melakukan itu, karena hukuman sangat berat. Penerima, pemberi kena, calonnya bisa di batalkan," ucap Juri.
Selain itu, Juri juga berharap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dapat lebih aktif menjalankan tugas yang ada termasuk terkait pengawasan politik uang. Sehingga hasil dari pelaksanaan pilkada nantinya benar-benar berkualitas.(gir/jpnn)
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro mengaku kesulitan mendeteksi adanya politik uang dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Febri Sebut Tak Ada Saksi yang Bilang Uang Suap Berasal dari Hasto
- Kantor KPU Buru Sengaja Dibakar, Motif Pelaku Tak Disangka
- 7 Gugatan Hasil PSU Pilkada Sudah Masuk ke MK, Ini Daftarnya
- Rahmat Saleh Dorong KPU Jamin Pilkada Puncak Jaya tak Lagi Membawa Maut
- Paslon dari Barito Utara Ini Disorot, KPU dan Bawaslu Diminta Bergerak
- Sampaikan Laporan saat Rapur, Komisi II Punya 10 Catatan soal Evaluasi Pimpinan DKPP