Ingat, Presiden Jokowi Sangat Menghormati NU
jpnn.com, TUBAN - Calon Wakil Presiden nomor urut satu KH Ma'ruf Amin menilai Joko Widodo sangat menghormati Nahdlatul Ulama (NU).
Hal ini terbukti setelah pria yang akrab disapa Jokowi itu menggandeng Ma'ruf sebagai wakilnya di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
"Kenapa Ma'ruf Amin yang Rais Aam PBNU mau menjadi cawapres. Pertama karena dorongan kiai dan ulama, dan kedua karena ini penghormatan kepada Nahdlatul Ulama, karena saya orang NU," kata Ma'ruf saat menghadiri deklarasi dukungan Tim Pendarat Jokowi - Ma'ruf di Lapangan GOR Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Rabu (23/1).
Di hadapan sekitar 21 ribu massa, Ma'ruf menjelaskan, Jokowi bukan lagi meminta dukungan kepada NU, melainkan mengambil langsung sosok penting di kalangan nahdliyin. Dia juga berharap wakil NU bisa kembali menjadi pimpinan nasional setelah sekian lama.
"Orang NU sudah lama tidak menjadi pimpinan nasional. Karena itu sekarang saya menjadi cawapres, kemudian mudah-mudahan menjadi wapres, dan saya harap ke depan ada orang NU yang menjadi presiden kembali setelah Gus Dur," ujar Ma'ruf.
Sementara Penasihat Tim Pendarat KH Mustain Syukur mengatakan, nahdliyin di Tuban adalah warga NU yang istimewa. Menurut dia, dua kali bupati dan wakil bupati Tuban dijabat orang NU.
Dan saat ini, kata dia, orang NU telah menjabat di berbagai kepemimpinan mulai tingkat kabupaten atau kota hingga provinsi.
"Sekarang tinggal presiden dan wakil presidennya. Kalau ingin memiliki wapres dari kiai, dari NU, maka dalam Pilpres 17 April, pasangan Jokowi - Ma'ruf harus menang," ujar Mustain.
Calon Wakil Presiden nomor urut satu KH Ma'ruf Amin berorasi di hadapan 21 ribu massa pendukung Jokowi.
- Inilah Sosok di Balik Kehadiran Shaykh Fadhil Al Jailani di Kongres XIII Jatman
- Yenny Wahid tak Setuju Wacana MLB NU
- PCNU Surabaya Tolak Pra-MLB NU, Begini Tanggapan Gus Salam
- Humanitarian Islam dan Peran NU Dalam Membangun Papua
- Seusai Dilantik, Empat Menteri dari NU Minta Restu Rais Aam dan Ketum PBNU
- Tersangka Penganiayaan Rombongan Kiai NU Terancam 5 Tahun Bui