Ingat, TKN Jokowi-Ma'ruf Dilarang Menjelekkan Prabowo-Sandi

jpnn.com, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin (TKN Jokowi - Ma’ruf) memastikan akan mendisiplinkan pengusung dan pendukung calon presiden (capres) petahana itu. Hasto Kristiyanto selaku sekretaris TKN Jokowi - Ma’ruf menyatakan, pihaknya akan mematuhi kesepakatan dalam Deklarasi Kampanye Damai yang diinisiasi Komisi Pemilihan Umum (KPU), Minggu (23/9) pagi.

“Kami bertekad menjadikan Deklarasi Kampanye Damai sebagai landasan yang mengikat dan basis kebijakan pemenangan pemilu,” ujar Hasto yang sebelumnya mengikuti Deklarasi Kampanye Damai di kawasan Monas.

Sekretaris jenderal PDI Perjuangan itu menambahkan, untuk menyelesaikan masalah rakyat membutuhkan dialog dan kolaborasi seluruh energi positif. Sedangkan hujatan dan hoaks, katanya, hanya akan menguras energi persatuan.

“Itulah yang menjadi landasan kampanye damai bahwa dalam suasana yang positif dan sejuk itulah muncuk energi kebangkitan, energi kemajuan bagi Indonesia raya,” tegasnya.

Hasto menambahkan, kampanye damai akan efektif apabila didukung disiplin, etika, satunya kata dan perbuatan yang digariskan oleh masing-masing pasangan calon (paslon) dan tim pemenangannya. Tapi jika masih ada kampanye hitam, hoaks dan fitnah, maka hal itu sama saja dengan merobek-robek deklarasi damai.

“Tindakan indisipliner tersebut bisa sebagai cermin kegagalan paslon dan tim kampanye. Karena itulah deklarasi kampanye damai itu bukan seremonial, namun harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab," ujar Hasto.

Politikus asal Yogyakarta itu menambahkan, duet Jokowi-Kiai Ma’ruf sejak awal menginginkan Indonesia dibangun dengan gagasan positif. Bahkan, duet umara dan ulama itu sudah mewanti-wanti tim pemenangannya agar tak berbicara hal-hal negatif tentang Prabowo Subianto dan Sandiaga S Uno.

“Kami dilarang untuk berbicara negatif tentang Pak Prabowo-Sandi. Sebab, pemikiran dan tindakan negatif hanya menghasilkan efek destruktif bagi masa depan bangsa. Hoaks adalah racun peradaban bangsa dan mematikan alam pikir demokrasi Pancasila,” tegasnya.