Ingat ya, Jangan Pilih Politisi Kodok
Diingatkan, memilih calon pemimpin harus cermat. “Enam bulan sebelum pemilu, sebelum pilkada, menebar senyum pepsodent terus, keliling rajin menyapa. Tapi enam bulan setelah jadi bupati, jadi anggota DPR, batang hidungnya susah ditemui. Yang seperti itu jangan dipilih. Cari pemimpin yang sekiranya betul-betul memperjuangkan umat, memperjuangkan kepentingan rakyat,” pesannya.
Dijelaskan, politisi yang meraih kekuasaan dengan cara yang halal dan beradab, maka akan mendapatkan kemuliaan. Pasalnya, dengan berkuasa, seorang politisi akan bisa berbuat untuk banyak orang, melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan.
Akan percuma sekian lama menjadi pejabat, tapi hanya menggunakan jabatannya itu untuk kepentingan pribadi.
“Tidak ada gunanya dua kali jadi bupati, dua kali jadi gubernur, tapi menggunakan politik hitam,” ujar Akbar Ali. (sam/jpnn)
Sebagian besar masyarakat menganggap panggung politik itu kotor, licik, dan penuh kecurangan.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Kenaikan Dana Parpol Jangan Dinilai Bebani Keuangan Negara
- Banyak Partai Mulai Melunak soal Presidential Threshold
- Tinggal Demokrat yang Ngotot Presidential Threshold Nol Persen
- Mendagri Tjahjo Kumolo: Dana Bantuan Parpol Diaudit BPK
- Presidential Threshold, Muncul Opsi Jalan Tengah
- Tak Ada Hubungan Peningkatan Dana Parpol dengan Pembahasan RUU Pemilu