Ingatkah Elektabilitas Jokowi dan Anies Jelang Pilkada DKI?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahudin mengatakan, hasil survei elektabilitas kandidat calon presiden sebelum ada penetapan capres – cawapres untuk Pilpres 2019, tidak bisa sepenuhnya menjadi acuan.
Karena itu, elektabilitas Prabowo Subianto yang masih tertinggal jauh dari Jokowi, tidak bisa menjadi alasan untuk mengatakan, percuma bagi Prabowo menantang kembali mantan rivalnya di Pilpres 2014 tersebut.
"Sejauh yang saya pahami, survei yang dilakukan sebelum ada penetapan capres, itu sebagian angka elektabilitas seorang calon masih hinggap di calon yang lain," ujar Said di Jakarta, Kamis (19/7).
Menurut Said, ketika nama capres-cawapres sudah dipastikan, pada saat itulah angka elektabilitas yang tersebar di sejumlah calon yang gagal diusung, beralih ke calon yang akan benar-benar bertanding.
"Selain itu, elektabilitas pasca-penetapan calon pun masih belum menjadi jaminan," ucapnya.
Said kemudian mencontohkan elektabilitas Jokowi saat maju sebagai calon Gubernur DKI 2012 lalu dan Anies Baswedan yang maju sebagai cagub DKI 2017, berada di bawah lawan politiknya.
BACA JUGA: Bunuh Diri Jika Prabowo tak Jadi Capres dari Gerindra
Elektabilitas Prabowo memang masih jauh di bawah Jokowi, tapi harus diingat lagi kasus saat Jokowi dan Anies maju di pilkada DKI.
- Deddy Sitorus Bicara Soal Perubahan Sikap Jokowi Setelah Pilpres 2019, Jleb Banget!
- SPIN: Elektabilitas Prabowo Melesat setelah Dihina Anies dan Ganjar di Debat Ketiga
- Elektabilitas Prabowo - Gibran Turun, Ganjar - Mahfud 37%
- Prabowo Pernah Ucapkan 'Ndasmu' untuk Klaim Presiden Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi
- TKN Fanta Optimistis Elektabilitas Prabowo Naik Setelah Debat Capres
- Debat Perdana Capres, Anies Didukung Ayah Korban Tewas Kerusuhan Pilpres 2019