Inggris Akui Minyak Dibarter Bomber
Partai Konservatif Minta Penyelidikan Independen
Minggu, 06 September 2009 – 14:58 WIB
LONDON – Kabar bahwa urusan minyak menjadi pertimbangan dalam kesepakatan pembebasan pembom pesawat Pan Am di Bandara Lockerbie, Abdel Baset al-Megrahi, ternyata bukan sekedar tudingan belaka. Pejabat tinggi Inggris akhirnya mengakui, pembebasan al-Megrahi dari penjara di Skotlandia ternyata bukan sekedar alasan kemanusiaan belaka.
Menteri Kehakiman Inggris, Jack Straw, mengatakan bahwa perdagangan, khususnya kesepakatan bagi perusahaan minyak British Petroleum PLC, merupakan satu bagian besar dari perundingan tahun 2007 yang mengarah ke al-Megrahi. Kesepakatan tersebut merupakan sebuah pemanasan yang lebih luas dalam hubungan antara Inggris dan Libya.
"Libya adalah negara bajingan," kata Jack Straw kepada The Daily Telegraph dan dikutip Associated Press, kemarin. "Perdagangan adalah bagian penting dari itu, hingga kemudian muncullah kesepakatan British Petroleum," ungkapnya.
Seperti diketahui, pemerintah Inggris telah menghadapi hujan kritik terkait pembebasan al-Megrahi, seorang warga negara Libya yang yang dihukum karena melakukan pemboman terhadap pesawat Pan Am di langit Lockerbie, Skotlandia pada tahun 1988. Serangan itu menewaskan 259 penumpang pesawat yang sebagian besar warga negara Amerika Serikat, serta 11 orang di darat yang tewas karena reruntuhan pesawat.
LONDON – Kabar bahwa urusan minyak menjadi pertimbangan dalam kesepakatan pembebasan pembom pesawat Pan Am di Bandara Lockerbie, Abdel Baset
BERITA TERKAIT
- PPI Munich Gelar Sports and Culinary Festival Perdana di Munich
- Terima Kekalahan, Kamala Harris Berharap Amerika Tak Menuju Era Kegelapan
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Invasi Rusia Makin Brutal, Pengamat Soroti Penderitaan Warga Sipil Ukraina
- Donald Trump Menang, Israel Bakal Makin Brutal di Timur Tengah
- Dipastikan Menang Pilpres, Donald Trump Berjanji Akan Menyembuhkan Amerika