Inggris Bantah Beri Suaka Menlu Libya
Anti-Kadhafi Kian Terdesak, CIA Turun Tangan
Jumat, 01 April 2011 – 06:31 WIB
Banyak yang menyamakan Koussa dengan Rudolf Hess, mantan tangan kanan Adolf Hitler. Karena itu, mulai muncul tuntutan agar Koussa diadili. Jim Swire yang kehilangan putrinya, Flora, dalam tragedi pengeboman pesawat Pan Am 103 itu menganggap kehadiran Koussa merupakan kesempatan yang baik untuk menelisik kembali tragedi tersebut.
"Saya bakal sangat heran kalau kepolisian Skotlandia tidak pergi ke London sekarang dan menginterogasi Mr Koussa," katanya. Sedangkan legislator dari Partai Konservatif Robert Halfon mendesak tindakan hukum bagi pria yang terbang ke Inggris dari Tunisia itu. "Siapa pun yang terlibat dalam kejahatan terkait Libya mesti diadili," katanya kepada Daily Mail.
Desakan publik itulah yang membuat pemerintah Inggris buru-buru menyatakan bahwa Koussa datang atas kemauan sendiri. London juga menyatakan tidak menawarkan suaka kepada pria berambut putih itu.
Tetapi, pengakuan tersebut bertolak belakang dengan fakta bahwa Koussa mendarat di London menggunakan pesawat militer Inggris. Daily Mail juga melansir bahwa selama beberapa hari ini MI6 "badan intelijen Inggris" terus mendesak pria yang oleh kelompok anti-Kadhafi dijuluki "Malaikat Maut" itu agar membelot.
LONDON - Perkembangan yang kontras terkait Libya terjadi sepanjang hari kemarin (31/3). Secara politik, kubu pemberontak dan koalisi "menang"
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan