Inggris dan Prancis Sepakat Barbarisme Hamas Menghambat Palestina Merdeka
jpnn.com, LONDON - Inggris dan Prancis pada Minggu menegaskan kembali komitmen mereka terhadap solusi dua negara untuk masa depan jangka panjang di Timur Tengah, menurut pernyataan kantor perdana menteri Inggris.
"Para pemimpin (Perdana Menteri Rishi Sunak dan Presiden Prancis Macron) menekankan pentingnya memberikan bantuan kemanusiaan mendesak ke Gaza," kata pernyataan itu.
"Mereka sepakat untuk bekerja bersama dalam upaya menyediakan makanan, bahan bakar, air dan obat-obatan yang penting bagi orang-orang yang membutuhkannya dan mengeluarkan warga negara asing," menurut pernyataan tersebut lebih lanjut.
Sembari menyampaikan kekhawatiran mereka atas risiko eskalasi lebih lanjut, khususnya di Tepi Barat, para pemimpin tersebut membahas dialog mereka yang sedang berlangsung dengan para pemangku kepentingan di kawasan.
Mereka juga sepakat bahwa "penting untuk tidak melupakan masa depan jangka panjang di kawasan ini dan, khususnya, perlunya solusi dua negara."
"Mereka menggarisbawahi bahwa Hamas tidak mewakili rakyat Palestina pada umumnya dan bahwa barbarisme mereka tidak boleh melemahkan aspirasi sah rakyat Palestina," menurut pernyataan itu.
Israel telah membombardir Gaza sejak 7 Oktober ketika kelompok Hamas Palestina melancarkan serangan lintas batas, menewaskan 1.400 orang, dan menyandera sekitar 200 orang.
Jumlah warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel di Gaza meningkat menjadi 8.005, termasuk 3.342 anak-anak, 2.062 perempuan, dan 460 lansia, menurut Kementerian Kesehatan.
Inggris dan Prancis menggarisbawahi bahwa Hamas tidak mewakili aspirasi sah rakyat Palestina
- LBH Pelita Umat Kecam Ide Trump Merelokasi Warga Jalur Gaza
- Pengungsi Bikin Repot, Mesir Tolak Wacana Relokasi Warga Gaza
- Gerak Cepat, Malaysia & Jepang Berkolaborasi untuk Membangun Kembali Gaza
- Dunia Hari Ini: Delapan Sandera Dalam Daftar Pembebasan Hamas Telah Tewas
- Waka MPR Sebut Usulan Trump soal Relokasi Warga Gaza sebagai Upaya Pembersihan Etnis
- Hamas Anggap Pertukaran Tawanan dengan Israel Kemenangan Bersejarah