Inggris Diminta Revisi Larangan Donor Organ
Kamis, 19 Februari 2009 – 06:53 WIB
LONDON - Nigel dan Jennie Cox luar biasa bahagia. Sebab, sang putri Sarah Cox yang mengalami kerusakan hati sudah sangat kritis selamat setelah mendapatkan donor hati. Di usia yang baru 23 hari, dia pun menjadi pasien transplantasi termuda se-Inggris Raya.
Kisah itu terjadi dua tahun lalu dan baru kemarin diceritakan oleh Nigel dan Jennie kepada Daily Mail. Menurut mereka, sebelum mendapatkan donor hati, Sarah sudah divonis dokter hanya punya waktu 48 jam. Dia tak mungkin tertolong karena di Inggris ada aturan, anak yang berumur di bawah dua tahun dilarang mendonorkan organ. Beruntung, dalam kondisi sangat kritis itu, ada seorang dokter dari Eropa Daratan yang menawarkan hati milik seorang anak-anak. Di Benua Biru tersebut, aturan donor organ memang jauh lebih longgar. Operasi transplantasi segera dilakukan dan Sarah yang hatinya rusak gara-gara virus meningitis pun selamat.
Belajar dari pengalaman sang putri itulah, kemarin (18/2) Nigel dan Jennie meminta agar larangan donor di bawah dua tahun yang berlaku di Inggris direvisi. ''Pengalaman tersebut sungguh menghancurkan hati. Tak ada yang siap menghadapi pengalaman seperti itu,'' ujar Jennie kepada Daily Mail.
Kini Sarah sudah sangat sehat. Dia tumbuh normal seperti kebanyakan anak berusia dua tahun. Meski demikian, sangat mungkin Sarah membutuhkan satu transplantasi lagi.
LONDON - Nigel dan Jennie Cox luar biasa bahagia. Sebab, sang putri Sarah Cox yang mengalami kerusakan hati sudah sangat kritis selamat setelah mendapatkan
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer