Inggris Ingatkan Warganya di Pakistan
Jumat, 06 Mei 2011 – 17:49 WIB

Inggris Ingatkan Warganya di Pakistan
ISLAMABAD - Saat ini, suasana di Pakistan pasca-penyergapan Osama bin Laden memanas. Kemarin, Jamaat-e-Islam, partai Islam terbesar di negara itu, mengimbau massa pendukunganya agar turun ke jalan hari ini setelah salat Jumat untuk memprotes invasi Amerika Serikat (AS). Menyikapi suasana Pakistan yang memanas itu, hampir semua organisasi asing dan misi diplomatik menarik personel mereka dari berbagai kota di Pakistan dan mengumpulkannya di ibu kota Islamabad. Ada pula kantor perwakilan asing yang merumahkan para karyawan. Dalam artian, mereka dipersilakan bekerja di rumah masing-masing.
Imbauan demonstrasi tersebut sebagai bentuk kecaman atas perilaku AS yang mereka anggap telah mengacak-acak AS dengan mengirim pasukan khusus ke Abbottabad untuk menembak mati Osama. "Bahkan kalau pun ada sedikit simpati untuk Amerika, itu akan hilang dengan sendirinya setelah melihat bagaimana mereka menghancurkan dan melanggara kedaulatan dan kemerdekaan negara kita," kata Syed Munawar Hasan, presiden Jamaat-e-Islam, seperti dikutip Daily Telegraph. Mereka juga menuntut Pakistan agar memutuskan kerja sama dengan Amerika dalam kerangka perang melawan terorisme.
Baca Juga:
Kelompok lainnya, Jamaat-ud-Dawa, yang diduga berafiliasi dengan Lashkar-e-Taiba yang berada di balik aksi terorisme di Mumbai, juga telah mengorganisasi doa bersama untuk Osama. Ratusan anggota kelompok tersebut telah melakukannya di karachi di awal pekan ini.
Baca Juga:
ISLAMABAD - Saat ini, suasana di Pakistan pasca-penyergapan Osama bin Laden memanas. Kemarin, Jamaat-e-Islam, partai Islam terbesar di negara itu,
BERITA TERKAIT
- Donald Trump Pundung, Amerika Setop Bantuan Militer untuk Ukraina
- Lagi-Lagi, Mantan PM Malaysia Tersandung Kasus Korupsi
- Trump & Zelenskyy Bertengkar, Prancis: Persatuan Barat Telah Hancur
- Waka MPR Hidayat Nur Wahid Kecam Israel yang Larang Bantuan Kemanusiaan Masuk ke Gaza
- AS Anggap Tindakan Zelenskyy Mengacaukan Upaya Penyelesaian Konflik
- Berdebat Sengit dengan Trump, Zelenskyy Tinggalkan Gedung Putih Lebih Awal