Inggris Lakukan Vaksinasi COVID-19 Minggu Depan, Australia Mulai Maret
Salah satu permasalahan dengan vaksin Pfizer, yaitu harus disimpan pada suhu ultra-dingin sehingga menjadi kendala dalam distribusi ke tempat yang jauh.
Selain itu, diperlukan dua dosis vaksin dengan jarak tiga minggu untuk efektivitasnya.
Pemerintah Inggris mengatakan para tenaga medis di garis depan dan penghuni panti jompo akan menjadi prioritas mendapatkan vaksinasi, disusul oleh kelompok usia lanjut.
Vaksin ini telah diujikan pada puluhan ribu orang. Meski penelitian itu belum rampung, hasil awal menunjukkan bahwa efektivitas vaksin mencapai 95 persen dalam mencegah penyakit COVID-19 kategori ringan hingga parah.
Selama ujicoba, dilaporkan tidak ada efek samping yang serius, meskipun penerima vaksin mungkin mengalami rasa sakit sementara dan reaksi seperti flu tak lama setelah disuntik.
Namun para pakar memperingatkan bahwa vaksin yang dikeluarkan untuk penggunaan darurat masih bersifat eksperimental dan pengujian terakhir harus tetap diselesaikan.
Ditemukan oleh pasangan suami-istri
Photo: Pasangan suami istri Profesor U?ur ?ahin dan Dr Özlem Türeci, warga Jerman keturunan Turki, menciptakan vaksin COVID-19 yang akan digunakan dalam vaksinasi di Inggris pekan depan. (Istimewa)
Ketika BioNTech mulai mengerjakan vaksin SARS-CoV-2 pada pertengahan Januari lalu, proyek itu diberi nama Lightspeed.
Inggris menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksinasi COVID-19 dengan menggunakan vaksin buatan Pfizer-BioNTech
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu