Inggris Longgarkan Pembatasan Saat Kasus COVID-19 Masih Tinggi, Apa Rahasianya?
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Inggris melonggarkan pembatasan terhadap masyarakatnya sejak 19 Juli 2021 lalu.
Dosen senior Bidang Epidemiologi University of Derby Dono Widiatmoko mengungkapkan anjuran penerapan protokol kesehatan di Inggris sudah diserahkan kepada masing-masing individu di masyarakat.
"Masih ada anjuran untuk pemakaian masker khususnya di tempat-tempat umum dan tempat-tempat travel (wisata,red)," kata Dono dalam diskusi yang disiarkan pada kanal JPNN.com di Youtube, Jumat (23/7).
Meski sudah melakukan relaksasi, Inggris tetap gencar melakukan testing dengan menyarankan masyarakatnya untuk melakukan tes antigen sebanyak dua kali dalam satu minggu.
"Disarankan tes dua kali seminggu khususnya buat anak sekolah dan mereka yang masih beraktifitas di luar rumah," lanjut Dono.
Pemerintah Inggris juga memperbolehkan masyarakatnya untuk bekerja di kantor seperti sebelum masa pandemi.
Dono menilai kebijakan ini memang berisiko dan menuai kritik dari berbagai pihak karena memungkinkan bertambahnya laju penularan.
Dalam mengambil kebijakan relaksasi pengetatan ini, pemerintah Inggris mempertimbangkan program vaksinasi mereka yang dianggap sukses karena sebagian besar masyarakat usia dewasa di Inggris sudah menerima vaksin.
Pemerintah Inggris melakukan relaksasi pengetatan terhadap masyarakatnya sejak 19 Juli 2021 lalu.
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- Inikah Isyarat Liam Gallagher soal Album baru Oasis?
- Dampak Kerusuhan, Inggris Bakal Perketat Sensor Konten Media Sosial
- Warga Inggris Ditangkap Polisi Gegara Meneror Sopir Bus Muslim
- Muak dengan Kerusuhan, Mayoritas Warga Inggris Dukung Pengerahan Tentara
- Blackpool Pinjam Elkan Baggot dari Ipswich Town