Inggris Tarik Diplomat dari Iran
Kamis, 01 Desember 2011 – 08:02 WIB
Meski hanya berlangsung beberapa jam, aksi protes yang konon melibatkan 100-300 orang itu menimbulkan cukup banyak kerusakan pada gedung kedutaan. Tak hanya merobek bendera Inggris yang berkibar di kedutaan, para pengunjuk rasa juga merusak jendela dan membakar sejumlah dokumen. Bahkan, mereka juga sempat menghadang enam diplomat Inggris yang berusaha meninggalkan kedutaan.
Aksi unjuk rasa yang semula berlangsung di depan kompleks Kedutaan Inggris itu mendapatkan restu dari pemerintah. Awalnya, demonstrasi yang dihelat sebagai reaksi atas sanksi nuklir Barat terhadap nuklir Iran itu berjalan damai. Tapi, tak lama kemudian, massa menjadi beringas. Mereka menerobos pagar pembatas dan masuk ke dua kompleks kantor diplomat yang letaknya berdekatan itu.
Di mata warga Iran, Inggris memegang peranan penting dalam jatuhnya sanksi nuklir terhadap negara yang dipimpin Presiden Mahmoud Ahmadinejad tersebut. Sebab, bersama Amerika Serikat (AS) dan Kanada, Negeri Ratu Elizabeth II itu termasuk yang paling rajin mengajak negara-negara Barat untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran.
Namun, serangan terhadap dua kompleks diplomatik Inggris di Iran tersebut memperuncing ketegangan antara Negeri Persia itu dengan negara-negara Barat. Apalagi, serangan Selasa lalu lebih buruk dibanding serangan ke kantor diplomatik asing yang lain sejak 1979 silam. Tepatnya, pasca pendudukan Kedutaan AS selama 444 hari oleh mahasiswa Islam. Ketika itu 52 diplomat menjadi sandera.
TEHERAN - Sanksi nuklir Iran menjadi bumerang bagi Inggris. Selasa (29/11), ratusan demonstran menyerang dua kompleks diplomatik Inggris, salah satunya
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer