Inggris Terbelah Menanggapi Tuduhan Rasisme Meghan Markle kepada Kerajaan

Ditanya tentang wawancara kedua pasangan tersebut saat menggelar konferensi pers soal COVID-19, PM Johnson mengatakan dia "selalu sangat mengagumi Ratu yang berperan sebagai pemersatu di negara kita dan di seluruh wilayah Persemakmuran".
Namun dia mengatakan "ketika menyangkut keluarga kerajaan, hal yang tepat untuk dikatakan oleh seorang perdana menteri adalah tidak mengatakan apapun".
Sebaliknya, Keir Starmer, pemimpin oposisi utama Partai Buruh, mengatakan istana harus menanggapi tuduhan itu dengan serius.
"Ini adalah pengingat bahwa terlalu banyak orang yang mengalami rasisme di Inggris abad ke-21."
Menteri Pendidikan Bayangan di Inggris, Kate Green mengatakan klaim rasisme yang "sangat mengejutkan" penyelidikan penuh.
"Saya yakin istana akan memikirkan hal ini dengan sangat hati-hati, dan saya yakin orang akan bertanya-tanya apa respon yang akan dikatakan oleh pihak istana, tapi tidak pernah ada alasan dalam situasi apa pun untuk [membenarkan] rasisme," kata Green.
Katie Nicholl, editor kerajaan majalah Vanity Fair, menyoroti pemikiran Meghan yang sempat ingin mengakhiri hidupnya sendiri saat menjadi bagian dari keluarga kerajaan sebagai momen wawancara yang paling menonjol.
Ada yang merasa masalah rasisme dan kesehatan mental yang diangkat Meghan Markle adalah hal serius
- Dunia Hari Ini: Puluhan Tewas Setelah Kereta di Pakistan Dibajak
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di Afrika Selatan, 12 Orang Tewas
- Siklon Alfred 'Tak Separah yang dibayangkan', Warga Indonesia di Queensland Tetap Waspada
- Dunia Hari Ini: Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap di Bandara
- 'Selama Ini Ternyata Saya Dibohongi': Kerugian Konsumen dalam Dugaan Korupsi BBM
- Keberadaan Seorang Warga Indonesia di Tasmania Sempat Dikhawatirkan