Ingin jadi Pendamping Jokowi, Airlangga Harus Dekati NU
jpnn.com, JAKARTA - Airlangga Hartarto harus dapat menggunakan ruang politik yang ada untuk meningkatkan kapasitas, jika ingin maju sebagai calon wakiil presiden mendampingi Presiden Joko Widodo, yang diprediksi maju kembali sebagai capres di Pilpres 2019.
"Tentu dia kan punya obsesi, setelah menjabat Ketua Umum Golkar lantas apalagi. Nah kalau memang punya obsesi, penting meningkatkan kapasitas politik," ujar pengamat politik TB Massa Jafar kepada JPNN, Rabu (20/12).
Koordinator Program Doktoral Ilmu Politik Sekolah Pasca sarjana Universitas Nasional ini meyakini, peluang Airlangga cukup besar, asalkan dapat merangkul struktur politik formal dan non-formal.
"Jadi harus mampu meyakinkan sumber-sumber dukungan politik. Misalnya, bagaimana membangun komunikasi dengan Nahdlatul Ulama (NU)," ucapnya.
Untuk hal ini, kata Jafar, Airlangga perlu bekerja keras. Pasalnya, tahun politik sudah di depan mata.
Pria yang kini masih menjabat Menteri Perindustrian tersebut harus mampu menunjukkan kinerja memimpin Golkar terlebih dahulu. Dengan demikian elektabilitasnya akan naik.
"Elektabilitas tetap penting menjadi patokan di samping hal-hal lain. Biasanya naik jika mampu mencuri perhatian masyarakat lewat kinerja yang baik," pungkas Jafar. (gir/jpnn)
Airlangga Hartarto punya peluang maju sebagai cawapres pendamping Jokowi pada pilpres 2019 mendatang.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Penyaluran Jauh Lampui Target, Akses KUR Diperluas Hingga 2 Juta Debitur Baru
- Paket Insentif Ekonomi dari Pemerintah Jadi Angin Segar bagi Industri Otomotif
- Berdampak Positif, Pemerintah Bakal Perpanjang Insentif PPN DTP bagi Sektor Properti
- PPN Jadi 12 Persen, Pakar: Paket Stimulus Ekonomi Akan Meringankan Beban Masyarakat
- Airlangga Dorong Koperasi Terus Tumbuh dan Beregenerasi
- Berlaku 1 Januari 2025, Pemerintah Pastikan PPN 12% Sasar Kelompok Barang dan Jasa Mewah