Ingin Karyanya Bisa Dipamerkan di Surabaya
Selasa, 16 Maret 2010 – 05:14 WIB

SKETSA - Tony Rafty memperlihatkan sketsa Adam Malik kepada Pemred Jawa Pos, Leak Kustiya, di rumahnya di pinggiran Kota Sydney, Australia, Minggu (7/3). Foto: Tony Rafty for Jawa Pos.
Menyebut koran tempatnya bekerja dulu, Rafty lalu teringat Gus Dur. Dia buru-buru membongkar tumpukan gambar di samping meja di lantai dua. Setelah yang dicarinya ketemu, gambar itu ditunjukkan kepada Jawa Pos. "Kamu kenal dengan orang ini" tanyanya.
Ternyata yang Rafty tunjukkan adalah gambar Gus Dur. Pada gambar itu tak hanya Gus Dur yang membubuhkan tanda tangan, tapi juga Nyonya Sinta Nuriyah. Gambar itu dia bikin saat Gus Dur mengunjungi putrinya, Yenny Wahid, yang pernah bekerja sebagai wartawan The Sydney Morning Herald.
Setiap goresan yang ditorehkan Rafty adalah rekaman sejarah yang dilalui dan dilihatnya. Ketika menceritakan sebuah sketsa yang diberi judul Surabaya Port (Pelabuhan Surabaya) saat dia berada di Kota Pahlawan, Rafty seperti menerawang pada masa berpuluh tahun lalu saat Pelabuhan Tanjung Perak masih dipenuhi perahu dan kapal-kapal dengan yang layar digulung saat merapat di dermaga.
Para kuli pelabuhan bertubuh kekar dan telanjang dada memanggul drum-drum berisi anggur. "Waktu itu pelabuhannya sangat indah dan bersih. Bagaimana sekarang?" tanya Rafty kepada Jawa Pos. "Oh, Pelabuhan Surabaya tetap indah dan airnya bersih," jawab saya.
Tony Rafty ingin sekali bisa mengunjungi Surabaya, kota yang memberinya banyak kenangan. Dia juga berharap karya-karyanya yang "sebagian telah
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu