Ingin Kembali ke UUD 45, Indikasi Rakyat Muak

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 1993-1998, Sofjan Lubis mengatakan, sistem ketatanegaraan Indonesia yang diberlakukan saat ini banci.
"Tata negata kita ini banci, presidensil tidak, parlementer pun bukan," kata Sofjan Lubis dalam pertemuan Tim Kerja Sistem Ketatanegaraan Indonesia MPR dengan jajaran pengurus PWI, di gedung PWI, Jakarta, Kamis (10/10).
Begitu juga konstitusi yang sudah empat kali diamandemen. Menurut Sofjan Lubis, Ini membuat rakyat muak dengan penyelenggara negara ini.
"Adanya suara-suara agar kita kembali ke UUD 45 sebelum amandemen, itu indikasi rakyat sudah muak dengan kondisi ini," tegasnya.
Selain itu, Sofjan Lubis juga mempertanyakan MPR. "MPR apa sama dengan DPR atau lembaga negara lainnya. Dulu, ada lembaga tertinggi negara, yakni MPR. Sekarang serba tidak jelas," tegasnya.
Begitu juga asas musyawarah mufakat yang jelas-jelas tertuang dalam Pancasila. "Apakah musyawarah itu tidak demokrasi. Kok semuanya keputusan DPR itu harus voting. Apa mereka malas beradu logika dalam bentuk argumentasi yang sehat dan cerdas," tanya dia. (fas/jpnn)
JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) periode 1993-1998, Sofjan Lubis mengatakan, sistem ketatanegaraan Indonesia yang diberlakukan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Data Resmi BKN Jumlah PPPK Paruh Waktu dari Seleksi Tahap 1, Lebih Banyak
- PN Jakbar Tunda Putusan Perkara Gugatan Lahan di Daan Mogot
- Polres Tarakan Diserang Oknum TNI, Kapolda dan Pangdam Langsung Angkat Bicara
- APJATI Antusias Sambut Pembukaan Penempatan PMI Sektor Domestik ke Timur Tengah
- Pemprov DKI Tak Akan Berikan Kompensasi untuk Warga yang Terdampak Bau RDF Rorotan
- Menhut Raja Antoni Memandikan Gajah di Tangkahan, Dukung Ekowisata di Taman Nasional