Ingin Kibarkan Bendera LGBT di Iran, Sareh Kini Terancam Mati di Tiang Gantungan

Ingin Kibarkan Bendera LGBT di Iran, Sareh Kini Terancam Mati di Tiang Gantungan
LGBT. Foto: JPG

Penggunaan taktik yang sama dengan dua perempuan LGBT menandai langkah baru. Hubungan seks antar perempuan sebelumnya tidak dihukum dengan hukuman mati, tetapi dengan hukuman cambuk hingga 100 kali.

"Iran tidak selalu seperti ini. Kita tahu sebelum revolusi Islam 1979, banyak tokoh LGBT internasional, termasuk Andy Warhol, pergi ke Iran. Ada desas-desus bahwa perdana menteri favorit Shah adalah seorang pria gay," kata seorang lesbian dari Teheran.

"Tetapi generasi saya telah banyak menderita di bawah pemerintahan Republik Islam. Sejak berita tentang Sareh keluar, saya menonaktifkan semua akun media sosial saya. Saya tidak ingin ditangkap dan dieksekusi."

Selama beberapa tahun terakhir, gerakan LGBT bawah tanah yang dinamis telah terbentuk di Iran. Namun, perkembangan ini tampaknya memicu otoritas setempat bersikap makin keras terhadap mereka.

Bendera pelangi telah dibakar di samping bendera AS dan Israel, dan ada laporan tentang orang-orang yang ditangkap karena menggunakan aplikasi kencan LGBT.

Hanya beberapa hari yang lalu, Presiden Ebrahim Raissi menggambarkan homoseksualitas sebagai perilaku kotor dan barbarisme modern.

Pada bulan Maret, Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei menggambarkan homoseksualitas sebagai bagian dari kebejatan moral yang tersebar luas di peradaban Barat. (bbc/dil/jpnn)

Seorang aktivis LGBT ternama di Iran telah dijatuhi hukuman mati oleh pemerintah setempat atas sejumlah tuduhan


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Sumber BBC

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News