Ingin Lihat Peperangan Suku Papua? Ke Festival Lembah Baliem Aja
"Tenang, walau disebut perang, acara ini aman kok disaksikan oleh wisatawan," tambah Esthy.
Hendry Noviardi menambahkan, masih banyak acara pendukungnya. Selain tarian tradisional, ada pertunjukan musik tradisional menggunakan Pikon, karapan babi, aksi teatrikal, lomba panahan dam lempar tombak, permainan Sikoko dan Puradaan, peragaan memasak dengan cara tradisional, dan pameran kerajinan tangan masyarakat suku adat.
Selain bentang alam yang indah, lanjut Hendry, wisatawan juga bisa menyaksikan mumi. Ada tiga mumi di Distrik Kurulu, tiga mumi lagi di Distrik Assologaima, dan satu mumi di Distrik Kurima.
Mumi-mumi ini bukanlah jasad orang biasa dari suku Dani, suku mayoritas di Wamena atau Kabupaten Jayawijaya dan sekitarnya. Mereka adalah kepala-kepala suku dan panglima perang yang disegani dan menjadi panutan di masanya. Pengawetan mumi-mumi dilakukan secara tradisional itu mampu bertahan hingga ratusan tahun.
"Untuk aksi teatrikal, nantinya akan diselenggarakan selama dua hari. Suara Pikon pun akan selalu terdengar saat acara berlangsung. Pikon adalah adalah alat musik tiup yang terbuat dari kulit kayu," terang Hendry.(adv/jpnn)
Jika penasaran dengan tradisi perang suku Papua, melihat panorama alam yang unik dan tak biasa, sebaiknya Anda terbang ke Papua. Ada Festival Lembah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Novita Hardini Sebut Penghapusan DAK Pariwisata akan Mencekik Daerah
- Indef Tanggapi Wacana Pemisahan Ekonomi Kreatif dari Kemenpar
- Fadli Zon Sering Viral di Dunia Maya, Sandiaga pun Tertawa
- Malam Hari ke Cimanggis, Sandiaga Berbicara soal Keris
- Beber Bukti Brand Lokal Bayar Rp 500 Juta Untuk Ikut Event di Paris, Wanda Hamidah: Pembohongan Publik!
- Gegara Konsep Languagepreneur, STBA LIA Dipuji Menteri Sandiaga