Ingin Melompat Jauh Seperti Kanguru

Ingin Melompat Jauh Seperti Kanguru
Ingin Melompat Jauh Seperti Kanguru
Pemikiran Syahrul itu direspons positif oleh Sapta. “Seharusnya momentumnya adalah Sangiran, Sragen sana. Sekitar 30 kilometer dari Kota Solo. Fosil Manusia Sangiran itu sudah diakui internasional, sebagai penemuan manusia tertua kedua di dunia setelah Pitecantropus Erectus di Johannesburg, Afrika Selatan. Saya sudah mengirim anggota DPR RI, termasuk bupatinya. Tetapi, gagasan untuk membangun museum besar, pusat arkheologi dunia yang menjadi impian saya, tidak ada progresnya,” keluhnya.

Di Johannesburg, museum itu sangat fenomenal. Dibuat dengan desain yang unik dan impresif. Pertama, pengunjung masuk ke dalam goa, lalu dijelaskan oleh guide yang professional, bahwa manusia itu dulunya hidup di goa-goa. Lalu ada tempat-tempat konferensi, yang vital bagi kalangan intelektual kampus, sejarawan, arkheolog, untuk berdiskusi asal muasal manusia. Lalu ada kafe, souvenir, dan hotel-hotel kelas peneliti. “Kenapa tidak kita copy saja ide itu? Hitungan kami paling hanya membutuhkan sekitar Rp 220 M, untuk membangun turis sejarah,” kata dia yang bercita-cita membawa pariwisata Indonesia melompat sejauh Kanguru.

Sekarang, lanjut Sapta, mereka melauncing temuan baru. Namanya, Homo Floresis, manusia Flores. Tubuhnya lebih mungil. Sudah dibuat patung lilinnya. Mereka promosikan di Museum yang diinisiasi oleh Nelson Mandela itu. “Bayangkan, apa tidak panas hati kita? Mereka mempresentasikan itu di depan saya, yang lebih tahu Flores, NTT daripada mereka? Sesak napas rasanya,” aku Sapta.(habis).

 

Dirjen Pemasaran Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Sapta Nirwandar menyebut beberapa pimpinan daerah sudah menjadikan pariwisata sebagai leader


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News