Ingin Menang, Jangan Sembarangan Bikin Slogan

Ingin Menang, Jangan Sembarangan Bikin Slogan
Hingdranata Nikolay. Foto: Soetomo Samsu
Di Indonesia, kata Hing, sangat populer kalimat "biar lambat asal selamat". Atau di Jawa terkenal dengan kalimat, "alon-alon waton kelakon" (pelan asal sampai tujuan).

"Entah berapa persen kalimat slogan mempengaruhi publik, tapi jelas sangat berpengaruh," ujar Hing, yang mengaku sering diundang perusahaan untuk mendongkrak semangat SDM perusahaan-perusahaan kliennya itu. Hing, ayah tiga anak itu, sudah mendalami dan mengapilkasikan ilmu unik ini sejak 1997.

Tapi dia membantah dirinya berprofesi sebagai motivator, semacam Mario Teguh atau Ary Ginanjar. "Kalau motivator, lebih memberi imbauan dari luar agar merasuk ke dalam. Tapi NLP memberdayakan dari dalam, agar yang keluar bisa lebih semangat," urainya.

Dia ingin menerapkan ilmunya itu tidak semata kepada perusahaan-perusahaan. Namun, sebisa mungkin lebih luas lagi. Di pemerintahan, politisi, atau pun atlit-atlit olah raga. Untuk politisi, bisa untuk memperkuat pengkaderan. "Agar kader partai lebih berani bicara dengan kalimat-kalimat yang fokus, yang bisa mengena ke publik," ujarnya, seolah berpromosi.

HAMPIR semua calon kepala daerah mengusung slogan tertentu saat kampanye. Kalimat slogan sering kali menggunakan susunan kata yang kaku, normatif,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News