Ingin Pakai Jilbab, Muslimah Australia Malah Dipecat

jpnn.com - SYDNEY - Seorang pekerja wanita di Wollongong, Australia dipecat dari tempat kerjanya hanya karena ingin memakai jilbab. Masalah itu kini diharapkan dapat selesai sebelum diajukan ke Fair Work Australia untuk konsiliasi Desember 2013.
Mariam El Hassan, 23, telah bekerja di perusahaan itu selama lima tahun. Namun perusahaan akuntansi itu memecat dirinya karena ingin memakai pakaian muslimah.
Seperti yang dilansir Abcnews (23/11), pengacara Mariam mengatakan sebenarnya telah meminta izin kepada perusahaannya apakah dia boleh mulai mengenakan jilbab ketika bekerja.
"Dia sudah meminta izin secara baik-baik ke kantornya. Itu semua atas alasan agama tapi permohonannya itu ditolak," ujar Michelle Walsh dari pengacara Turner Freeman.
Lebih lanjut dijelaskannya, kliennya juga pernah meminta izin libur satu hari untuk merayakan hari raya namun perusahaannya tetap meminta untuk datang bekerja.
"Ketika Mariam bilang ingin mengenakan jilbab saat masuk kantor, justru yang terjadi malah dia diberitahu untuk tidak perlu masuk kantor lagi," tambahnya.
Pemberitahuan pemecatan itu pertama kali diterima dari resepsionis akuntan tersebut. "Dia menerima telepon dari resepsionis yang mengatakan dirinya tidak dibolehkan masuk ke kantor seperti itu, dan harus minta izin terlebih dahulu. Klien kami lalu berkomunikasi lewat SMS dengan majikannya yang mengatakan kalau dia tidak bisa datang ke kantor mengenakan jilbab," pungkasnya. (esy/jpnn)
SYDNEY - Seorang pekerja wanita di Wollongong, Australia dipecat dari tempat kerjanya hanya karena ingin memakai jilbab. Masalah itu kini diharapkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Amerika Bakal Persulit Pemohon Visa yang Suka Menghina Israel di Medsos
- Gempa Bumi Kembali Terjadi di Myanmar Hari Ini
- Korban Tewas Gempa Myanmar Mencapai 2.700 Orang, BNPB Beri Info soal WNI
- Indonesia Berangkatkan Pasukan Misi Kemanusiaan Gempa ke Myanmar
- Info Terbaru Gempa Myanmar, Jumlah Korban dan yang Hilang
- Indonesia Pastikan Siap Membantu Myanmar dan Thailand Menangani Dampak Pasca-Gempa Bumi