Ingin Punya Rumah Sendiri, Ingin Hidup 100 Tahun
Kamis, 19 Agustus 2010 – 12:26 WIB
Ketika Soekarno meninggal pada Juni 1970, rumah tersebut sejatinya sudah diwariskan kepada Dewi. Namun, pada era Presiden Soeharto, negara memintanya kembali karena akan dibangun menjadi museum. Museum yang dibangun di kompleks Wisma Yaso itu kemudian dikenal sebagai Museum TNI Satria Mandala.
Namun, belakangan Dewi melihat Wisma Yaso tak lagi digunakan untuk kepentingan negara. Ada penyimpangan dalam pengelolaannya. Sejumlah lokasi digunakan untuk kepentingan pribadi. Dewi pun tak terima. "Saya minta Wisma Yaso dikembalikan kepada saya. Sebab, (dulu) saya serahkan Wisma Yaso dipakai untuk kepentingan negara dan rakyat," ungkap wanita ayu itu.
Dengan mengambil seperempat luas tanah kompleks Wisma Yaso, Dewi ingin mendirikan rumah pribadi untuk ditinggali. Di rumah tersebut, wanita yang bercita-cita menjadi pelukis, kritikus sastra, dan pengarang tersebut ingin menghabiskan masa pensiunnya kelak. "Wisma Yaso, bagi saya, sangat istimewa karena saya dan bapak (Soekarno) tinggal. Jadi, bagi saya, ada banyak peringatan (maksudnya kenangan, Red) di situ," tambahnya.
Selain itu, Dewi sejatinya ingin memiliki rumah pribadi di Indonesia. Selama ini, dia tidak pernah memiliki rumah pribadi di negara keduanya ini. Kalau sedang berkunjung ke tanah air, dia biasanya nebeng di rumah sahabat kentalnya, Peter Saerang.
Pada upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-65 di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (17/8), istri kelima Presiden Soekarno, Ratna Sari Dewi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408